Anak Adat Suku Imekko Kecewa Mubes Imekko Digelar di Kota Sorong

Anak Adat Suku Imekko Kecewa Mubes Imekko Digelar di Kota Sorong
Ferry Onim (kaos biru) bersama masyarakat adat Bedare dan Nebes

HARIANNKRI.COM – Ferry Onim, selaku anak adat suku Imekko sangat menyesali pelaksanaan Musyawarah Adat Suku Besar Imekko di atas tanah Moi Kota Sorong yang bukan merupakan tempat kelahiran. Ia lahir di Kampung Bedare, besar dengan budaya Bedare. Karenanya ia merasa setiap anak adat Imekko sangat menghargai tanah leluhurnya.

Ferry Onim kecewa dengan panitia Mubes Suku Imekko yang dilaksanakan di kota Sorong yang bukan tanah adat suku Imekko. Ia menduga bahwa mubes diadakan di kota Sorong merupakan perintah dari Bupati Sorong Selatan.

“Ferry sangat kecewa dengan adanya Panitia pelaksanaan Mubes Imekko di kota Sorong yang bukan Tanah adat Suku Besar Imekko. Ferry pertegas kalau memang Itu Bapak Bupati Sorsel yang mengarahkan untuk melaksanakan mubes Imekko di Sorong.” ucap Ferry, Kamis (16/1/2020) melalui percakapan ponsel..

Lebih lanjut, ia mengingatkan bahwa urusan musda adat itu urusan masyaralat adat. Ferry Onim menegaskan bahwa musda bukan urusan bupati. Urusan pemerintah harus dibedahkan dengan urusan adat.

“Bupati Tidak bisa mengatur masalah kultur adat, atau merangkul dua jabatan. Sebab adat dan pemerintahan itu kultur yang berbeda. Dan memiliki asas hukum pun berbeda,” tambah selaku anak adat suku Imekko ini.

Ia juga meminta agar panitia membuka Sekretariat dan membuat rapat besar besar di Sorong Raya dan mengundang masing-masing perwakilan suku Imekko yang berada di luar Kabupaten Sorong, atau Provinsi agar bisa hadir. Sehingga semua kuntribusi pemikiran itu bisa dipersatuhkan. Pada akhirnya melahirkan putusan yang baik dan bermanfaat di masing-masing sub suku Imekko.

Ferry berpesan, panitia musda jangan menakut-nakuti anak-anak adat suku Imekko dengan aparat kemanan dalam hal ini TNI/Polri. Sebab musda tersebut bukan perbuatan melawan negara.

“Panitia jangan menggertak masyarakat Imekko dan menakut- nakuti dengan anggota TNI dan Polri. sebab musyawarah adat tidak melawan negara. Dimana masyarakat adat itu membentuk dirinya sesuai dengan aturan dan budayanya masing-masing di setiap sub suku Imekko,” lanjutnya.

Menurut Ferry Onim, saat ini panitia masih saja menggelar rapat tertutup. Panitia juga tidak melaporkan hasil musyawarat bersama dengan Masyarakat Imekko, seperti yang tertuang di dalam forum kegiatan pelaksanaan mubes tersebut.

“Jangan sengaja bermain dengan adat. Sebab adat bukan seperti aturan yang dikeluarkan atau dirancang oleh manusia. Adat ini terbentuk dengan bumi di setiap suku-suku Imekko, bahkan seluruh dunia,”ujar Ferry Onim.

Ia mempertegas agar panitia segera membuat rapat secara terbuka agar diketahui seluruh masyarakat Imekko. Semua demi kebaikan anak adat suku Imekko.

“Dan dihadiri semua tokoh masing-masing sub suku bersama Bapak Kepala Suku Besar Imekko, Frits Bodori. Sehingga semua proses ini bisa berjalan dengan baik, tanpa ada ganjalan yang salah. Sehingga mematikan karir dari anak-anak generasi Imekko saat ini dan mendatang,” tutupnya. (HSG)

Loading...