Ketua BEM Sorong Raya Sebut UM Sorong Terancam Tutup

Ketua BEM Sorong Raya Sebut UM Sorong Terancam Tutup
Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Sorong Raya Ferdinand Frengky Onim (dua dari kanan) bersama Alumni dan Mahasiswa UMS Sorong.

HARIANNKRI.COM – Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Sorong Raya Ferdinand Frengky Onim menyebut Universitas Muhammadiyah Sorong (UM Sorong) terancam tutup jika Pimpinan Pusat (PP) berkeras Muhammad Ali menjadi rektor. Ia pun meminta agar Ketua PP Muhammadiyah turun ke lapangan untuk melihat dan mendengar sendiri mengapa rektor baru tersebut ditolak masyarakat Papua Barat dan civitas akademika UM Sorong.

BEM Sorong Raya menolak keputusan PP Muhammadiyah atas Penetapan Dr. Muhhammad Ali, Sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah Sorong masa jabatan 2020-2024. Penolakan ini dilayangkan setelah mengetahui pemberitaan di media terkait statemen PP Muhammadiyah Bidang Hukum dan HAM Busyro Muqoddas. Busyro menjabarkan, pergantian rektor yang terjadi sudah sesuai dengan mekanisme lembaga.

Ferdinand Frengky Onim menegaskan, PP Muhammdiyah harus membedakan kebutuhan dan kelayakan setiap pemimpin

“Saya kenapa membantah PP Muhammadiyah? Alasannya, PP Muhammadiyah harus tahu yang namanya kebutuhan dan kelayakan setiap orang. Mengingat secara prosedur, Rapat Senat UM Sorong, yang diputuskan Bapak Dr. H Hermanto Suai, MM terpilih Sebagai calon rektor Universitas Muhammadiyah Sorong kembali,” tutur Ferry Onim di Sorong papua Barat, Selasa (21/4/2020) sore.

Lanjut Onim, dirinya dan sejumlah mahasiswa aktif dan juga para alumni menilai, Hermanto Suaib masih layak dan harus memimpin UM Sorong 4 tahun mendatang.

“Menurut saya Beliau masih layak. Di kalangan mahasiswa dan saya sebagai anak Papua mahasiswa aktivis di kampus UM Sorong saat ini menegaskan bahwa PP Muhammadiyah harus turun ke tanah Papua. Sehingga dapat mengetahui langsung di lapangan. Bukan berteriak dari jauh,” tambahnya.

Ferry Onim menilai, keputusan PP Muhammadiyah tersebut akan berdampak pada mahasiswa yang saat ini dan akan datang dalam menempuh pendidikan di UM Sorong. Ferry Onim menjelaskan, karena saat ini dia masih aktif sebagai mahasiswa, maka ia mengaku mengetahui persis gaya kepemimpinan rektor yang baru ini.

“Dengan tegas saya sampaikan bahwa PP Muhammadiyah bukanalah yang korban. Tetapi mahasiswa dan anak anak Papua yang akan korban dari rektor baru. Bagaimana selama saya aktif di kampus Uinersitas Muhammadiyah Sorong. Kita bisa tahu seorang Muhammad Ali itu siapa cara dan karakteristik permainannya di tanah Papua” ujarnya.

Ditegaskannya, apabila keputusan ini PP Muhammadiyah tetap mempertahankan Muhammad Ali Sebagai Rektor maka UM Sorong terancam di tutup.

“Dan Apabilah Dr Muhammad Ali MM MH sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah Sorong, yang pasti kampus UM Sorong akan tutup dengan sendirinya. Dan saya sebagai anak Papua, saya tidak mau Ade-Ade saya menjadi korban,” kata Ferry Onim.

Ia mengaku tidak mengetahui jika Muhammad Ali telah resmi dilantik sebagai Rektor UM Sorong periode 2020-2024. Selama ini mahasiswa aktif dirinya dan teman-teman diliburkan pasca pandemi Covid-19.

“Mahasiswa tidak tahu Rektor baru lantik dimana. Karena Serhatetima jabatan itu mahasiswa tidak saksikan. Karena mahasiswa tahu kampus lagi libur covid-19,” tutup Ferry Onim.

Sementara itu Presiden Mahasiswa (Presma) UM Sorong, Abu Kelian yang dihubungi via WA, Selasa (21/4/2020) sore mengatakan bahwa dirinya selaku Presma UM Sorong mendukung apa segala aksi yang dilakukan rekan-rekannya. Ia mengaku mendukung karena meyakini semua demi kemajuan pendidikan di tanah Papua yang lebih baik.

“Itu perlu dan saya mendukung usaha-usaha mereka, dan itu baik. Mungkin pertimbangannya demi kemajuan pendidikan di papua yang lebih baik,” ucapnya. (HSG)

Loading...