Operasi Nemangkawi, Upaya Penegakan Hukum Pada KKB di Papua

Operasi Nemangkawi, Upaya Penegakan Hukum Pada KKB di Papua
6 Polwan yang tergabung dalam Satgas Operasi Nemangkawi

HARIANNKRI.ID – Operasi Nemangkawi adalah operasi kemanusiaan dengan melakukan kegiatan Binmas Noken kepada masyarakat Papua. Operasi yang mulai hadir di Papua tahun 2018 ini juga melakukan penegakan hukum kepada KKB (Kelompok Kriminal Bersenjata) secara tegas dan terukur.

Satgas Nemangkawi sendiri dibentuk oleh mantan Kapolri Jenderal Idham Azis dan mulai diturunkan ke wilayah Papua pada tahun 2019. Operasi ini tidak hanya menyasar pada penegakan hukum kepada kelompok teroris, tapi juga operasi kemanusiaan melalui Binmas Noken Polri.

Binmas Noken Polri hadir melalui berbagai kegiatan, diantaranya program Polisi Pi Ajar. Progam ini polisi yang bertugas mengajarkan kepada anak-anak tentang wawasan kebangsaan, membaca dan menghitung. Pola pembelajaran yang diberikan pun berbeda, yakni belajar sambil bermain.

Tak hanya itu, Binmas Noken Polri juga memberikan cara beternak dan berkebun yang baik kepada peternak maupun petani orang asli Papua. Pendampingan dan pemberian pupuk serta bibit diberikan pula.

Sementara pada penegakan hukum kepada kelompok teroris yang tersebar di wilayah Papua terus dilakukan secara tegas dan terukur, agar masyarakat sipil tidak menjadi korban.

Kasatgas Humas Operasi Nemangkawi Kombes M. Iqbal Alqudusy mengatakan, dalam operasi penegakan hukum kelompok teroris tentunya personel TNI-Polri telah melakukan pemetaan.

Pemetaan dilakukan agar dapat membedakan mana bagian dari kelompok teroris, dan mana masyarakat sipil.

Aparat TNI Polri dalam melakukan penegakan hukum selalu melakukan secara TEGAS dan TERUKUR. Hal ini dibuktikan pada tewasnya Wendis Enimbo pada Kamis (13/5/2021) lalu. Ia adalah ajudan pribadi Lesmin Waker yang mendiami wilayah pintu angin sebagai komandan pasukan pimpinan teroris Lekagak Talenggeng. Selain itu, tewasnya 2 dari 3 Teroris Mayuberi pada Minggu (16/5/2021) yang merupakan Anggota Kelompok Teroris Lekagak Talenggeng wilayah Mayuberi dalam kontak senjata dengan pasukan TNI-Polri di Kampung Wuloni dan Mayuberi, Distrik Ilaga Utara, Kabupaten Puncak. Tidak ada korban Masyarakat dan TNI Polri dalam penegakan hukum dikampung Wuloni, Tagaloa, dan Mayuberi.

“Aparat TNI Polri melakukan Penegakan hukum kelompok teroris Papua tegas dan terukur,” kata Kombes Iqbal, Sabtu (15/5/2021).

Operasi Newangkawi dan Penegakan Hukum di Papua

Operasi Nemangkawi dibentuk dengan pertimbangan adanya gangguan kamtibmas yang dilakukan kelompok teroris Papua, hingga mengganggu kehidupan masyarakat di beberapa wilayah Papua melalui aksi teror bersenjata.

Tahun 2017 lalu, ribuan warga disandera kelompok teroris di Kampung Banti, Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika.

Kemudian 2018, korban dari pekerja PT. Istaka Karya. Puluhan pekerja dibunuh secara sadis di Kabupaten Nduga oleh kelompok teroris Egianus Kogoya. Padahal pekerja ini sedang membangun jalan trans. Papua untuk membuka akses jalan darat.

Berdasarkan catatan Kepolisian di tahun 2019, aksi teror penembakan dilakukan kelompok teroris di sejumlah kabupaten di pegunungan Papua sebanyak 23 kasus, dengan korban meninggal 20 orang, terdiri dari 10 masyarakat sipil, 8 anggota TNI, dan 2 anggota Polri.

Kemudian tahun 2020, aksi teror penembakan dari kelompok teroris ini meningkat sebanyak 46 kasus, dengan jumlah korban meninggal dari masyarakat sipil 5 orang, 2 anggota TNI dan 2 anggota Polri.

Tahun 2021, kelompok teroris pimpinan Lekagak Talenggeng semakin brutal di Kabupaten Puncak. Guru, pelajar, warga sipil, ditembak mati. Tak hanya itu, bangunan sekolah, rumah guru, rumah warga, helikopter ikut dibakar.

Kombes Iqbal menegaskan, TNI-Polri akan selalu solid hadir di Papua untuk melakukan penegakan hukum kepada kelompok teroris.

Disamping itu, kehadiran TNI-Polri di Papua untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat dari gangguan kelompok teroris, karena Papua merupakan bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.

“TNI-Polri tetap solid untuk melakukan penegakan hukum terhadap kelompok teroris di Papua. Dan, hadirnya TNI-Polri juga senantiasa menjadi keamanan masyarakat di Papua,” pungkas Kombes Iqbal.

Satgas Operasi Nemangkawi Kedepankan Sinergitas

Sementara itu, Kasatgas Nemangkawi Brigjen Roycke Harry Langie menyatakan pihaknya selalu mengedepankan sinergitas. Roycke menjamin situasi Papua kondusif.

“Kami di sini selalu kedepankan sinergitas dalam tiap kegiatan operasi sehingga kami jamin wilayah Papua dan Papua Barat tercipta keamanan kondusif. Kami laporkan kepada Kapolri bahwa Operasi Nemangkawi sudah berlangsung sebanyak 5 kali dan ini tahap 1 di 2021, pasukan berjumlah 1.186,” jelas Roycke pada kesempatan yang sama.

Selain itu, Roycke melaporkan seluruh pasukan yang tergabung ke dalam Operasi Nemangkawi sudah menjalani vaksinasi COVID-19. Seluruh pasukan disebar di beberapa wilayah di Papua, dari Mimika hingga Ilaga.

“Dan semuanya sudah divaksin sehingga komposisi pasukan dalam keadaan prima. Dan kami menggelar semua pasukan ini ke beberapa wilayah yang kami sebut zona mini, yaitu Mimika, Intan Jaya, Beoga, dan Ilaga,” terangnya.

Satgas Nemangkawi dan Polwan

Korps Brimob Polri mengirimkan enam perwira terbaik Polisi Wanita (Polwan) untuk bergabung dengan Satgas Nemangkawi untuk memperkuat Operasi Nemangkawi di Papua.

“Ada enam orang Polwan kita yang berangkat ke Papua. Ketika dipanggil negara, dia sudah siap. Lalu Polwan kita itu Polwan yang tangguh, kita buktikan. Ini sebagai bentuk pertanggungjawaban negara kepada Korps Brimob,” kata Panglima Korps Brimob Polri Irjen Anang Revandoko, Jumat (5/3/2021).

Anang mengatakan, keenam anggota Brimob itu telah dilatih dan diuji ketangguhannya di Tanah Cenderawsih.

Pengiriman enam Polwan itu bertujuan untuk melindungi tanah Papua dari ancaman Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

“Enam polwan juga akan bekerja sama dengan personel Tentara Nasional Indonesia (TNI),” ujarnya.

Menurut Anang, pengiriman enam anggota Polisi Brimob dalam operasi kemanusiaan yang menantang merupakan peristiwa luar biasa.

“Pesan saya kedepannya, kita polwan harus lebih tangguh. Jangan asal bilang ke luar, kita jadi polwan hanya karena kita perempuan, kita tidak bisa. Tapi kita polwan harus bisa melihat situasi dan kondisi itu. terjadi. Harapan saya, kita pulang tuntas, pulang lengkap dengan hasil terbaik untuk bangsa dan negara,” kata Irjen Anang.

Operasi Nemangkawi dan IPW

Humas Operasi Nemangkawi menegaskan pernyataan IPW terkait tiga anggota TNI yang terluka dalam baku tembak dengan Kelompok Kriminal Bersenjata di Kabupaten Puncak, Papua tidak bisa dievakuasi adalah tidak benar. Indonesia Police Watch diminta tidak menyebarkan data-data yang tidak bisa dipertanggungjawabkan terkait situasi di Papua.

Demikian dikatakan Kepala Satgas (Kasatgas) Humas Operasi Nemangkawi Kombes Pol M Iqbal Al qudussy dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat (30/4/2021). Ia menuturkan, pernyataan Ketua Presidium Indonesia Police Watch Neta S Pane tersebut disiarkan sejumlah media massa pada Kamis (29/4/2021) lalu.

“Saring sebelum menyebarkan informasi agar tidak menimbulkan kegaduhan,” katanya.

Kasatgas Humas Operasi Nemangkawi menjelaskan, menurut IPW, peristiwa tersebut terjadi karena KKB menembaki transportasi yang digunakan untuk mengevakuasi. Terkait informasi tersebut, Iqbal mengatakan kabar tersebut tidak benar. Ia menegaskan, Satgas Nemangkawi sudah melakukan pengecekan pasukan Polri maupun TNI.

“Hasil pengecekan tidak ada anggota TNI yang terluka dalam penegakan hukum di Olienski kemarin,” ujar Iqbal.

Selain itu, kata Iqbal, pengecekan pasukan juga telah dilakukan saat apel gabungan TNI-Polri pada Rabu (28/7.2021).

“Diharapkan IPW tidak memberikan data-data yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya, tidak menyebarkan hoax,” kata Iqbal. (OSY)

 

Loading...