FMMBI: Jangan Terpancing Atas Persekusi Dua Habaib di Manado

FMMBI: Jangan Terpancing Atas Persekusi Dua Habaib di Manado

HARIANNKRI.COM – Forum Musyawarah Majelis Bangsa Indonesia (FMMBI) meminta seluruh umat beragama tetap tenang terkait adanya persekusi terhadap Habib Hanif Alatas dan Habib Bahar bin Ali bin Smith di Manado. FMMBI mengatakan situasi itu sengaja dimanfaatkan untuk mengadu domba antarumat beragama di Indonesia.

Sekjen FMMBI Habib Muhsin Al Attas meminta seluruh umat beragama jangan terpancing atas peristiwa tersebut. Dalam konferensi persnya di Cipinang Cempedak, Jakarta Timur, Selasa malam (16/10/2018), Habib Muhsin berharap masyarakat untuk menahan diri dan menyerahkan masalah ini kepada penegak hukum.

“Kita berikan pemahaman-pemahaman kepada masyarakat bahwa kejadian yang di Manado dan di lain tempat dengan modus yang sama itu bukan konflik agama. Tapi upaya  adu domba antar umat beragama oleh gerakan PKI dan kami meminta kepada penegak hukum agar bersikap lebih adil dan netral serta untuk mencari aktor intelektualnya dan meminta semua pihak untuk menahan diri cooling down dan mengedepankan dialog,” kata Sekjen FMMBI.

Dalam konpers tersebut, turut hadir perwakilan Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) dan beberapa tokoh lintas agama. Habib Muhsin mengajak seluruh umat agama bersatu dan tak bermusuhan.

“Kita akan fokuskan, musuh kita bukan umat beragama, musuh kita adalah orang-orang yang punya ideologi anti-Tuhan, anti-agama yang sekarang sedang bermain di bidang politik dan kurikulum. Mereka sedang melakukan hidden mission,” tuturnya.

Menurutnya, orang-orang tersebut sengaja memprovokasi para tokoh umat beragama agar saling menyalahkan satu sama lain. Dia pun meminta tokoh agama tidak mudah terpengaruh dan terbawa emosi.

Kembali terkait penghadangan Habib Bahar bin Ali bin Smith dan Habib Hasan Alatas di Manado, kemudian Habib Muhsin mengatakan akan melakukan dialog-dialog dengan para tokoh lintas agama terkait masalah itu. Ia berharap, dengan menjalin komunikasi yang baik dengan berdialog antar agama, konflik tersebut bisa diredam.

“Kita akan redam pelan-pelan dengan komunikasi, kita bawa dengan komunikasi yang baik. Kita akan menyadari bahwa kita harus bersatu dalam bingkai kebangsaan dan masalah agama sudah selesai. Kita toleransi, Kita harus waspada our enemy yaitu komunisme dan liberalisme yang mengancam NKRI,” tegasnya.

Ketua II PGIW Jakarta, yang juga tokoh Manado di Jakarta, Pendeta Shepart Supit, menyampaikan hal yang sama. Kasus penghadangan Habib Bahar dan Habib Hasan Al Attas di Manado tak ada kaitannya dengan permasalahan agama. Sebab, menurutnya, orang-orang Manado cinta damai dan penuh toleransi antar umat beragama.

“Kita orang di sana semboyan torang samua ciptaan Tuhan dan torang samua basudara. Namanya umat manusia kita hargai nilainya. Sebenarnya dari jiwa orang Minahasa tidak ada keinginan, apalagi kita bersyukur semua suku bangsa cukup beradat,” tambah Pendeta Supit.

Ia juga mengajak tokoh-tokoh umat beragama meredam permasalahan tersebut. Ia khawatir, bila tidak segera diredam, permasalahan itu akan meluas.

“Yang saya ingin kemukakan di sini itu bukan tentang sentimen agama. Ini yang Habib (Muhsin -red) sampaikan harus mewaspadai ini. Kalau kita tidak segera antisipasi, ini bisa ke mana-mana dan bias,” ujarnya. (NVD)

Loading...