HARIANNKRI.ID – Pertamina memutuskan menurunkan harga BBM umum non-subsidi Pertamax Turbo, Dexlite dan Pertamina Dex yang diumumkan Rabu (31/8/2022) malam. Keputusan ini dapat menjadi momentum yang tepat bagi Pemerintah untuk menata secara struktural persoalan distribusi BBM bersubsidi agar semakin tepat sasaran.
Apresiasi ini diungkapkan oleh Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI, Mulyanto di Jakarta, Kamis (1/9/2022). Menurutnya keputusan ini sangat baik dan langka. Karena sejauh pengamatannya Pertamina belum pernah menurunkan harga BBM umum non subsidi seperti ini. Ketiga jenis BBM umum tersebut baru saja naik pada tanggal 3 Agustut 2022.
“Keputusan ini sangat baik dan langka. Karena sejauh pengamatannya Pertamina belum pernah menurunkan harga BBM umum non subsidi seperti ini,” kata Mulyanto.
Pertamina berdalih keputusan tersebut untuk mengimplementasikan Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM terkait formula harga dasar BBM umum. Mulyanto menyebut, artinya penurunan harga minyak dunia sejak bulan Juni 2022 mulai membawa angin segar bagi Indonesia.
Dari data situs oilprice.com harga minyak dunia baik WTI Crude maupun Brent Crude turun masing-masing menjadi USD 89.5 per barel dan USD 96.49 per barel (31/8/2022). Harga sebelumnya mencapai USD 120 per barel di bulan Juni 2022.
Harga Pertamax Turbo per 1 September 2022 di 16 provinsi tersebut turun menjadi Rp 15.900 per liter dari sebelumnya Rp 17.900 per liter. Solar Dexlite turun menjadi Rp 17.100 per liter dari Rp 17.800 per liter. Sementara Pertamina Dex turun menjadi Rp 17.400 per liter dari Rp 18.900 per liter pada periode Agustus 2022. Setidaknya baru 16 provinsi yang diumumkan adanya kenaikan harga BBM non subsidi tersebut.
“Saya rasa ini keputusan yang tepat karena harga minyak dunia terus turun sejak bulan Juni 2022 lalu, dari semula yang harganya mencapai USD 120 per barel menjadi mendekati harga sebesar USD 90 per barel,” jelas Anggota Komisi VII ini.
Usai Turunkan Harga BBM Umum, Saatnya Pertamina Urusi BBM Bersubsidi
Karenanya, lanjut Mulyanto, logika yang sama bisa berlaku untuk BBM bersubsidi jenis Pertalite dan Solar. Kedua jenis BBM ini tidak memiliki urgensi untuk dinaikkan di tengah menurunnya harga minyak dunia.
“Selain itu tambahnya sekarang ini adalah momentum yang tepat bagi Pemerintah untuk menata secara struktural persoalan distribusi BBM bersubsidi agar semakin tepat sasaran,” katanya.
Menurut Mulyanto pelarangan penggunaan BBM bersubsidi kepada pengguna mobil mewah tetap penting, agar anggaran negara semakin efisien dan pemberian subsidi BBM benar-benar memenuhi rasa keadilan, yakni hanya diberikan untuk masyarakat yang tidak mampu. (OSY)