Ramadhan Momentum Jihad Ekologi. Ditulis oleh: Muhammad Subair, Pengasuh Pondok Pesantren Modern Darul Madinah Wonosari
Kegiatan berbagi makanan di bulan Ramadhan cenderung tinggi dibandingkan bulan-bulan lain di Indonesia. Telepas dari kegiatan positif yang bermanfaat ini, bagi-bagi makanan tersebut meningkatkan sampah sisa makanan dan kemasannya. Jika tidak dikelola dengan baik, kegiatan mulia di bulan suci ini bisa menimbulkan persoalan lingkungan dan turunannya.Fenomina peningkatan sampah selama Ramadhan bisa menjadi momentum penyadaran publik, setidaknya dimulai dari umat Islam yang sedang menjalankan ibadah puasa.
Indonesia termasuk tinggi di skala global dalam aspek sampah makanan. Berdasarkan data Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP), Indonesia menduduki peringkat ke-121 dari 196 negara untuk persoalan sampah makan. Akan tetapi, peringkat ini harus dimaknai secara komprehensif. Indonesia memproduksi 20,9 juta ton sampah makan pertahun. Artinya, setiap penduduk Indonesia memproduksi 77 kilo gram sampah makan per tahun.
Angka ini ironis kerena umat Islam mempercayai Allah dan Rasul meminta manusia menjaga dan menyelamatkan bumi. Jika tidak dilaksanakan, itu bisa dimaknai umat Islam tidak bersungguh-sungguh dalam beragama. Pada Ramadhan ini, mari kita melakukan pertaubatan ekologis.
Dari langkah tobat ini, kita bisa melakukan jihad ekologi. Tidak usah jauh-jauh, mulai dari pilih sampah, tidak belanja banyak-banyak, memasak secukupnya. Melalui langkah-langkah sederhana itu, manusia bisa menjaga kualitas dan kelestarian lingkungan tempat tinggalnya. Botol plastik yang terbuang begitu saja ditanah tidak bisa terurai sampai 400 tahun; satu puntung rokok tidak bisa terurai selama 50 tahun.
Jika perilaku mengelola sampah umat Islam buruk, itu bisa menjadi dosa jariah. “Ternyata (kalau) dosa jariah kita lebih banyak dari amal jariah kita, kita akan celaka.” Bulan Ramadhan tidak hanya megontrol diri terhadap sesuatu yang privat, tetapi juga berdimensi ekologi menjaga lingkungan tempat tinggal manusia.
Momentum Ramadhan, seyogianya bisa menjadi semacam latihan bagi jemaah masjid. Tujuannya agar nilai dan laku disiplin berpuasa bisa juga diterapkan ke dalamkehidupan sehari-hari dalam mengelola sampah. Hal itu dapat dimanifestasikan melalui ceramah, diskusi, dan pembiasaan di masjid selama Ramadhan. Banyak ayat Al Quran yang menyerukan umat Islam untuk menjaga bumi dan hal itu bisa disampaikan dalam ceramah dan diskusi di masjid.
Salah satu faktor yang paling efektif menyadarkan publik adalah dengan agama. Selama Ramadhan masjid menjadi semacam rumah kedua- bagi umat Islam. Untuk itu, inisiatif memilah dan mengelola sampah di tingkat masjid bisa menjadi gerakan progresif bagi kehidupan.