HARIANNKRI.COM – Pengurus Pusat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (PP GMKI) masa bakti 2018-2020 telah selesai melaksanakan Pleno I. Agenda utamanya adalah merumuskan program kerja dalam kurun waktu dua tahun periode masa bakti. Saat ini GMKI dibawah kepemimpinan Korneles Galanjinjinay selaku Ketua Umum dan David Sitorus selaku Sekretaris Umum.
Sidang Pleno I PP GMKI dilaksanakan selama tiga hari. Dimulai pada Sabtu (17/11/2018) sampai dengan Senin (19/11/2018), bertempat di Kinasih Resort, Depok, Jawa Barat.
Ketua Umum PP GMKI, Korneles Galanjinjinay dalam sambutan berharap agar semua program yang telah dirancang dapat dilaksanakan semaksimal mungkin. Sehingga tercipta kader yang matang dalam keimanan, kokoh dalam pemahaman nilai-nilai kebangsaan dan nasionalisme. Serta mampu bersaing menghadapi tantangan zaman di era kemajuan teknologi dan informasi yang begitu pesat.
“Sebagai organisasi dinamis, GMKI perlu menyesuaikan diri dengan perkembangan kemajuan peradaban ilmu pemgetahuan dan teknologi, agar tidak tertinggal oleh perkembangan zaman. Semoga rancangan program yang sudah menjadi keputusan kita hari ini, dan yang akan kita pertanggungjawabkan dua tahun kedepan. Bisa kita laksanakan dengan maksimal,” ungkap Ketua Umum PP GMKI.
Sejak berdirinya pada tanggal 09 Februari 1950, GMKI memiliki visi dan tugas panggilan penting. Untuk ikut serta berperan dalam membentuk karakter mahasiswa yang beriman kepada Yesus Kristus dan berjiwa Nasionalis.Pada akhirnya akan menjadi pemimpin-pemimpin yang ahli dan bertanggungjawab kepada gereja dan bangsanya.
Pengurus Pusat GMKI sebagai tingkatan kepengurusan paling tinggi di organisasi senantiasa selalu siap memberikan terobosan terbaik. Untuk di jalankan cabang GMKI yang menyebar di seluruh tanah air. Gagasan yang sebelumnya ditetapkan di Kongres XXXVI GMKI di Batu Tulis, Bogor, disebut Garis-garis Besar Program dan Kebijakan Umum Organisasi (GBPKUO). Gagasan ini diterjemahkan dalam bentuk program-program kerja di Pleno I atau yang lebih umum dikenal rapat kerja.
Beberapa hal yang paling mendesak untuk dilakukan adalah mempersiapkan kader. Dalam rangka menghadapi tantangan zaman, kemajuan ilmu pendidikan, kemajuan teknologi dan informasi. Yang terbaru adalah akan datangnya era Revolusi Industri 4.0.
Kemajuan peradaban zaman memaksa masyarakat untuk selalu meng up-grade kemampuan dan pengetahuannya lebih cepat. Jika tidak akan tertinggal dan tidak mendapatkan manfaat apa-apa. Namun justru akan menjadi korban dari kemajuan zaman itu sendiri. Dampak yang lebih besar adalah hancurnya peradaban sebuah bangsa. (MIL)