HARIANNKRI.COM – Dukungan aksi menolak keberadaan tambang emas Tumpang Pitu mendapat dukungan dari Fraksi PPP DPRD Banyuwangi. Mereka menyoroti kepemilikan saham rakyat Banyuwangi yang hingga kini juga belum ada kejelasannya. Fraksi inibahkan mengaku dariawal tidak setuju dengan keberadaan tambang emas Tumpang Pitu di Banyuwangi.
Aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan warga Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, yang menolak keberadaan tambang emas Tumpang Pitu, didukung Fraksi Partai Persatuan Pembangugan (Fraksi PPP) DPRD Banyuwangi, Moh Basir, saat menerima perwakilan unjuk rasa “Aksi Selasa Kliwon” Selasa (19/2/2019) di Gedung DPRD Banyuwangi.
Bazir mengatakan, kalau keberadaan tambang emas Tumpang Pitu hingga kini tidak ada manfaatannya bagi Banyuwangi. Dan terkait administrasi perizinan, kata Bazir, tahap demi tahap tidak sesuai dengan yang diamanatkan Peraturan Pemerintah (PP) dan Undang-Undang. Seperti lahan pengganti tidak sesuai PP 10 Tahun 2010. Lahan pengganti seharusnya clear and clean.
“Namun lahan pengganti yang ada ternyata lahan negara yang telah dikelolah masyarakat selama ratusan tahun. Langsung dicaplok BSI. Seharusnya lahan pengganti clear dan banding 1 dan 2,” jelas Bazir dari Fraksi PPP.
Bazir juga menyoroti kepemilikan saham rakyat Banyuwangi yang hingga kini juga belum ada kejelasannya. Karena itu, lanjut Bazir, pihaknya yang sejak awal sudah tidak sepakat dengan adanya tambang emas Tumpang Pitu terus berusaha mencari dukungan beberapa fraksi yang ada. Pasalnya, Fraksi PPP DPRD Banyuwangi yang beranggotakan empat orang tidak bisa melangkah sendiri.
Menurut Bazir, untuk berinisiasi membentuk Pansus minimal dibutuhkan dua fraksi. Kami terus berupaya agar bagaimana teman-teman fraksi lainnya bersedia gabung untuk membentuk Pansus.” Kata Bazir.
Unjuk rasa warga Sumberagung, yang tergabung Aksi Selasa Kliwon didampingi aktivis PMII sebelum mendatangi Gedung DPRD Banyuwangi, melakukan unjuk rasa dan berorasi di depan Kantor Pemkab Banyuwangi. Dengan membentangkan spanduk penolakan tambang emas Tumpang Pitu, dan mengakhirinya dengan berdòa bersama. Mereka menyadari tidak bakal diterima Bupati Banyuwangi, sehingga selesai berdoa mereka langsung menuju Gedung DPRD Banyuwangi. (BUT)