Pesan dari Tidore. People Power itu nyata. Oleh: Muslim Arbi, Koordinator Gerakan Perubahan (Garpu)
Ba’da Jumat kemarin (19/4) dunia medsos dihebokan oleh sebuah video viral yang segera tersebar. Video itu akhirnya sampai juga di WA saya. Langsung saya tonton sampai abis itu video.
Video yang di rekam di Tomalou sebuah kecamatan di Tidore Maluku Utara itu buktikan kekecewaan Umat yang abis Solat Jumat dan mengusir paksa seorang Caleg Nasdem untuk DPR RI.
Sang Caleg tersebut seperti yang di sebutkan adalah saudara Ahmad Hatari. Konon Ahmad Hatari sudah menyumbangkan Karpet dan Podium untuk Masjid di Tomalou tapi dia hanya mendapatkan 700 suara.
Ba’da Jumat itu Sdr Hatari tidak puas dengan perolehan suara setelah Pileg dan Pilpres 17 April itu lalu menyampaikan uneg-uneg di Masjid Tomalou itu.
Tapi apa pasalnya setelah Ahmad Hatari sampaikan uneg-unegnya itu? Jamaah Masjid tersinggung. Lalu marah sehingga semua karpet Masjid berwarna hijau itu pun di seret keluar Masjid. Setelah Ahmad Hatari di suruh bergegas meninggalkan Masjid.
Mengapa Umat bereaksi penuh emosi seperti yang terekam di video viral itu? Ada beberapa hal yang patut di cermati.
1. Umat memang tidak mau lagi ada pemberian dalam bentuk apa pun untuk mendapatkan suara saat pileg dan pilpres. Termasuk Karpet Masjid dan Podium tempat Khatib sampaikan khotbah.
2. Sudah muncul kesadaran kritis di masyarakat untuk inginkan perubahan. Masyarakat Tomalou pilih nomor 02. Bukan 01 dari Partai Ahmad Hatari berasal termasuk capresnya 01.
3. Masyarakat secara spontan dan mendadak berikan reaksi dengan menolak Ahmad Hatari
Sebagai ekpresi menolak politik uang (rayuan) dengan karpet dan podium).
4. Sikap Masyarakat Tomaluo Tidore itu ekpresi akal sehat dan keyakinan yang kuat agar pileg dan pilpres berjalan jujur, adil dan penuh amanah. Karena suara mereka bukan karena money politik dan sebagainya.
Epsresi Spontan umat/masyarakat Tomalou Tidore Maluku Utara itu mewakili hampir rata-rata suara masyarakat mayoritas yang inginkan perubahan. Perubahan ke arah perbaikan nasib negeri ini lima tahun ke depan. Baik di Legislatif maupun eksekutif.
Ekspresi masyarakat Tomalou itu adalah murni gerakan spontanitas masyarakat. Itulah People Power sebenarnya yang inginkan perubahan. People power itu nyata dan Fakta dan bukan mobilisasi.
People power itu menghendaki perubahan besar atas negeri ini. Dan itu tidak dapat di bendung lagi.
Peristiwa di Masjid Tomalou Tidore itu memberi pesan tentang People Power dan pesan kepada KPU dan Bawaslu termasuk kepada TNI dan Polri termasuk Petahana, saudara Jokowi agar berpihak pada kebenaran dan keadilan. Berpihak kepada Rakyat yang damba akan perubahan dan perbaikan.
Pesan dari Tomalou Tidore itu adalah pesan bagi semua. Jangan bendung kebenaran dan keadilan. Karena kebenaran dan keadilan akan mencari muara. Muaranya akan membentuk People Power yang tak dapat di bendung. Wallahu’alam.