HARIANNKRI.COM – Dewan Pakar ICMI Anton Tabah Digdoyo menyesalkan pernyataan Cawapres KH Maruf bahwa ijtima ribuan ulama yang mendukung Prabowo-Sandi bukan ulama betulan. Sebagai ulama seharusnya KH Ma’ruf tidak menyampaikan hal itu karena dapat merusak citra pribadi Ma’ruf Amin sebagai ulama.
“Sangat aneh jika ia ( Ma’ruf Amin ) bilang begitu,apalagi ia pasti sudah tahu bahwa ribuan ulama yang mendukung ijtima’ ulama adalah para ulama yang sangat ternama di republik ini,” ujar Anton
Anton menilai ribuan ulama yang mengeluarkan kesepakatan atau ijtima Merupakan tokoh ulama di Indonesia yang tidak diragukan lagi kefaqihan ilmunya bukan cuma pandai, tapi faqih (memahami ilmu agama Islam dg baik).
“Dalam Islam antara pandai dengan faqih berbeda,”ucap Anton
Anton mengatakan banyak orang Islam walaupun sekaliber ulama yang pandai agama tapi tidak faqih, sehingga dengan mudah tergoda oleh nafsu duniawi yang fana ini.
“Kalau ribuan ulama yang faqih otomatis juga pandai dalam ilmu agama, orang yang faqih agama tidak mudah tergoda oleh nafsu syahwat duniawi, berapapun diganti dengan gaji, jabatan, fasilitas dan lain-lainnya,” katanya.
Anton menyampaikan seperti sabda Nabi Muhamad SAW yang masyhur “Setan kesulitan menggoda seorang faqih agama. Daripada menggoda 1000 ahli ibadah yg tdk faqih agamanya”
Maka kata Sespri presiden RI ke dua, jangan heran jika ada orang yang selama ini di tokohkan sebagai ulama. Tiba-tiba berbalik mendukung dan menjadi pembela penista Al-Quran. Padahal rakyat Indonesia tidak akan lupa siapa penista Al-Quran dan siapa pembelanya. Baik dari perorangan, parpol, ormas dll sehingga si penista Al-Quran tersebut diperlakukan sangat istimewa oleh penguasa rezim ini.
Umat lanjut Anton telah tandai dengan cermat karena penista Al-Quran dan pembela-pembelanya. Oleh Alloh SWT ‘divonis’ hanya dua golongan yaitu kalau tidak kafir ya munafik. (AlQuran surat Nisa 138 – 145, Al-Maidah 57 – 58
Al-A’rof 50 – 51 dll)
“Karena itu tanya pada pak Ma’ruf yang sebenarnya ulama abal-abal itu siapa?”Tegas Jendral Anton Tabah Digdoyo akhiri pencerahannya via telepon. (MIL)