Curhatan Tenaga Medis: Marahlah, Menangislah dan Bertengkarlah Di Sini, Itu Lebih Baik

Curhatan Tenaga Medis: Marahlah, Menangislah dan bertengkarlah Di Sini, Itu Lebih Baik
Ilustrasi

HARIANNKRI.ID – dr Martha Kurnia Kusumawardani Sp. KFR-K menceritakan berbagai curhatan tenaga medis di beberapa WhatsApp Group (WAG) dalam menangani pasien Covid-19. Saat ini, garda terdepan melawan Covid-19 ini dikabarkan mulai berjatuhan namun tetap harus tetap terlihat tegar di hadapan pasien.

Kondisi ini disampaikan dokter Martha kepada hariannkri.id melalui pesan WA, Sabtu (10/7/2021) sore. Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga angkatan 95 ini menuturkan, para tenaga medis yang tak henti berjuang ini mengaku hanya bisa curhat di berbagai WhatsApp Group (WA) mereka.

“Mohon doanya selalu bagi kami. Entah curhatan apa saja yang terlontar di grup kami,” kata dr Martha.

Ia menuturkan, dari beberapa WAG yang ia ikuti, curhatan tenaga medis menngeluhkan berbagai hal yang menghambat mereka dalam memberikan pelayanan kepada pasien. Ia pun menyebut, beberapa direktur rumah sakit kebingungan mencari stok O2 untuk rumah sakit. Kepala IGD bingung bagaimana harus menghadapi arus masuk pasien yang tiada henti dan tak mungkin menolak.

“Karena memang kondisi pasien datang sudah lemah. Dokter di PKM (Pusat Kesehatan Masyarakat-red) yang tak henti diminta untuk membantu vaksin dan skrining pasien,” imbuhnya.

Dokter Martha juga menyebut, para dokter perusahaan terhenyak karena masih ada karyawan yang swab positif namun masih berkeliaran mencari surat dokter. Para dokter anestesi berteriak ICU-nya penuh padahal masih banyak pasien lain yang membutuhkan untuk diselamatkan nyawanya.

“Dokter obgyn (Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi/kesehatan sistem reproduksi dan kandungan-red) yang juga menangis. Karena pasien sampai harus melahirkan di lantai RS. Saking penuhnya VK (ruang-red) bersalin. Dan berbagai macam curhatan,” ujar dokter Martha.

Curhatan Tenaga Medis Memperjuangkan Pasien Covid-19

Padahal, lanjutnya, tidak sedikit para dokter yang terpapar Covid-19. Tidak hanya para dokter, bahkan pasangan, anak, orangtua, adik atau kakak mereka juga terpapar Covid-19. Dokter Martha menekankan, beberapa dokter bahkan harus merawat dan memonitor keluarganya di rumah.

“Karena bed di RS tempat mereka bekerja pun sudah penuh,” cetusnya.

Ia menambahkan, setiap malam, para tenaga medis selalu doa bersama meminta kesembuhan rekan sejawat yang sedang kritis.

“Sampai ada lontaran ujaran di grup kami, “sudah, marahlah di sini, menangislah di sini, bertengkarlah di sini, itu lebih baik. Karena artinya kita masih peduli dan masih memperjuangkan nasib pasien-pasien kita”. Kondisi ini memang sudah genting, darurat,” seru dokter Martha.

Mewakili rekan sejawatnya, dokter Martha memohon kerjasama semua pihak untuk memecahkan masalah ini bersama. Ia pun memohon doa agar para tenaga medis selalu diberi kesehatan dan kekuatan.

“Kami mohon doanya supaya kami selalu diberi kekuatan dan kesehatan dalam menjalani tugas pengabdian ini. Semoga kami tidak lelah fisik dan psikis,” tutupnya. (OSY)

Loading...