HARIANNKRI.ID – Kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Imelda Berwanty Purba menerima penghargaan dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA). Bersama dua orang lainnya, ia dianggap berani bersuara serta menginspirasi dalam melawan kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Pemberian penghargaan itu disampaikan dalam rangka 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (HAKTP) yang diperingati setiap 25 November-10 Desember. Acara di Pelataran Sarinah dihadiri Menteri PPPA Bintang Puspayoga dan Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan, dan Pemuda Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Femmy Eka Kartika Putri.
“Sejak Maret 2020, dare to speak up terus dikampanyekan untuk mendorong memotong praktik kekerasan pada perempuan,” kata Imelda Berwanty Purba saat acara penyerahan penghargaan di di Pelataran Sarinah Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (6/12/2022).
Sementara itu, Imelda mengucapkan terimakasih atas penghargaan yang diberikan. Ia menuturkan, pada awalnya, sama seperti banyak perempuan lain, sekian lama dirinya juga mengalami kesulitan untuk mengungkap kekerasan yang dialami.
“Iini karena begitu banyak hal yang menjadi pertimbangan,” kata Imelda.
Namun, lanjut Imelda, ketika kekerasan itu akhirnya juga dialami anak-anaknya, pada titik itulah ia memutuskan bersuara. Adalah naluri dan hati seorang ibu yang bergetar siap dan rela melakukan apapun untuk melindungi anak-anaknya. Kekuatan inilah yang mendorongnya untuk bersuara dan tidak lagi menutupi segala bentuk kekerasan yang ada.
“Saya harus bersuara, karena jika tidak, akan ada nyawa yang jadi taruhannya dan hal itu akan saya sesali seumur hidup,” ujar ibu dua anak ini.
Kader PSI Imelda Berwanty Purba Dorong Perempuan Tak Takut Suarakan Kebenaran
Imelda, yang juga Direktur Pelindungan Perempuan dan Anak DPP PSI, mendorong para perempuan untuk tidak pernah takut menyuarakan kebenaran. Karena tidak boleh ada kekerasan terhadap siapapun dan dalam bentuk apapun di muka bumi ini.
“Tidak boleh ada orang yang semena-mena terhadap hak dan hidup orang lain, siapa pun orang itu, Selain itu ketika kekerasan didiamkan dan dibiarkan, maka ia akan terus terjadi dan akan melahirkan korban-korban baru. Stop kekerasan terhadap perempuan dan anak saat ini juga,” imbuhnya.
Imelda menyarankan, carilah ruang-ruang aman dan terpercaya untuk teman-teman perempuan bisa mulai bersuara. Ruang-ruang yang bisa mengakui dan memvalidasi pengalaman kekerasan yang teman-teman perempuan alami.
Pada kesempatan tersebut, Imelda juga berterima kasih untuk banyak pihak yang ikut menjadi support system perjuangannya mencari keadilan. Keluarga, sahabat-sahabat seperjuangan, Kak Seto, LBH Apik, Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), Komnas Perempuan, Kementerian Pemberdayaan Perempuan & Perlindungan Anak, Partai Solidaritas Indonesia, dan banyak pihak lainnya disebutkan satu per satu.
“Saya hanya perempuan biasa, bukan siapa-siapa dan tjdak punya apa-apa. Jika saya sampai pada titik ini, dan masih akan terus melanjutkan perjuangan saya untuk anak-anak saya, juga untuk perempuan dan anak-anak lain yang menjadi korban kekerasan, itu semua karena Tuhan. I’m nothing, God is Everything,” pungkas Imelda. (OSY)