HARIANNKRI.ID – PT Labda Anugerah Tekstil mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indornesia (MURI) sebagai perusahaan digital printing tekstil pertama kali di Indonesia yang menggunakan bahan baku printing ramah lingkungan (eco friendly). Penghargaan ini adalah salah satu dari hasil dari visi misi perusahaan yang berdiri sejak tahun 2000 ini.
Penghargaan rekor MURI ini diserahkan oleh Ignatius Awan Rahargo kepada Direktur Operasional PT Labda Anugerah Tekstil, Wijaya di Denpasar Bali, Senin (19/12/2022). Hadir pada acara tersebut, Sekretaris Jenderal Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Baari La Inggi beserta jajarannya, dari PT Mitra Quality Indonesia, Gugup Sunarko besrta istri dan undangan lainnya.
Wijaya dalam sambutannya mengatakan, perusahaan ini didirikan pada Februari 2020. Sejak awal, para shareholder sepakat untuk membangun sebuah perusahaan digital printing tekstil yang modern, berkualitas, berdaya saing tinggi, berintegritas , beretika dan memiliki tata kelola atau manajemen yang baik.
“Labda Anugerah Tekstil memberi kualitas terbaik di kelasnya dengan tetap memastikan produk yang kami hasilkan. Tidak hanya baik bagi para pebisnis, tetapi juga bagi bumi,” kata Direktur Operasional PT Labda Anugerah Tekstil ini.
Ia menuturkan, membangun industri bisnis saat ini, perusahaan juga dituntut untuk memenuhi tanggung jawab sosial, lingkungan dan perlunya keunggulan daya saing. Oleh sebab itu PT Labda Anugerah Tekstil berusaha keras untuk dapat memenui kewajiban.
“Kewajiban tersebut antara lain penerapan sistem manajemen mutu, Lingkungan – ISO 14001, Sistem management kesehatan, dan keselamatan kerja atau K3 – ISO 45001, Sistem Management Mutu – ISO 9001 dan Sistem managemet kerahasiaan informasi – ISO 27001,” ungkapnya.
Filosofi logo PT Labda Anugerah Tekstil
Lanjutnya, filosofi logo PT Labda Anugerah Tekstil dengan dasar putih berarti segala sesuatu dimulai dengan niat baik. Adapun warna Merah di tengah yang berarti motivasi, semangat yang menyala-nyala.
“Akan tetapi semangat yang menyala akan sangat bahaya bila tidak adanya kebijaksanaan, etika berbisnis, berintegritas. Untuk itu warna merah kami lindungi dengan warna kuning,” ujarnya.
Sehingga, jelasnya, akan menghasilkan pancaran sinar yang berisikan semangat positif ke segala penjuru 6P yaitu:
- Pemasok -Vendor atau Supplier,
- Pekerja – Karyawan,
- Pemilik – Shareholder
- Pelanggan – Customer
- Pemerintah
- Persisten – berkelanjutan dan konsisten menjaga keberlangsungan alam yang kami istilahkan sebagai lingkaran bisnis partner yang akhirnya akan memberikan kemakmuran dan kebahagiaan terhadap semua stakeholder.
“Demikian pula dengan tanggal acara hari ini, yakini 19 Desember 2022. Tanggal yang sudah dianalisis oleh pembimbing kami dengan mengacu pada filosofi Labda. Dimulai dari 1 dan berakhir tetap 1 dalam hal konsistensi dan komitmen dengan bisnis partner kami,” imbuhnya.
Wijaya juga menambahkan, berdasarkan pengalaman kami bahwa dalam membangun sebuah industri bisnis dewasa ini tidaklah cukup kalau kita hanya memenuhi tanggung jawab ekonomi saja.
“Dengan kata lain bahwa dalam industri bisnis khususnya tekstil, tidaklah cukup kalau kita hanya berfokus pada pemenuhan tanggung jawab untuk mutu produk saja. Karena kita semua tahu bahwa mutu produk memang adalah persyaratan dasar yang melekat dan harus dipenuhi,” katanya. (OSY)
