HARIANNKRI.COM – Aksi massa yang menamakan dirinya Majelis Pemuda Independen (MPI), menggeruduk Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), diduga menggunakan massa bayaran. Mereka memprotes acara diskusi 500 Hari Novel Baswedan, dengan tema “Seribu janji seribu dusta, 500 hari kami di biarkan buta”. Demo MPI ini mengusung isu kasus penembakan oleh Novel Baswedan di Bengkulu.
Dugaan ini muncul ketika beberapa wartawan yang ada di Gedung KPK bertanya kepada Deni, salah satu pendemo. Ketika ditanya oleh wartawan, Deni dengan malu-malu mengaku tidak tahu isu demo yang ia ikuti. Deni bahkan tidak tahu siapa Novel Baswedan, apa yang dilakukan di Bengkulu dan hal-hal yang lain.
“Saya ngga tahu demo apa, cuma dijemput di stasiun Kramat, katanya mau demo ke KPK. Tapi ngga bilang mau demo apa” ujar Deni, yang diduga massa bayaran.
Saat Deni ditanya alasannya ikut demo tersebut, Deni mengaku dirinya datang karena dibayar untuk demo. Bersama teman-teman yang lain, mereka berkumpul di titik kumpul yang sudah ditentukan, untuk kemudian dibawa ke KPK untuk demo.
“Saya dibayar 35 ribu dan dijemput di daerah Stasiun Kramat” ucap Deni.
Sempat terjadi ketegangan antara koordinator lapangan (korlap) aksi dengan salah seorang wartawan. Korlap aksi tidak suka awak media mewawancarai peserta aksi demo. Keributan tersebut tidak berlangsung lama karena berhasil diredam oleh pihak kepolisian. (MIL)