HARIANNKRI.ID – Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) melakukan inspeksi mendadak (sidak) setelah muncul laporan media mengenai dugaan 12 anak yang mengalami Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) akibat aktivitas pabrik pengolahan sampah menjadi bahan bakar RDF Rorotan, Jakarta Utara. Sidak tersebut dilaksanakan pada Selasa (25/03/2025) sekitar pukul 10.00 WIB.
Wakil Ketua KPAI, Jasra Putra, bersama tim mendatangi dua lokasi terdampak, yaitu Komplek Jakarta Garden City (JGC) di Cakung, Jakarta Timur, dan Kampung Karang Tengah di Cilincing, Jakarta Utara. Setibanya di lokasi, mereka mencium bau menyengat dari area RDF Rorotan dan segera menggunakan masker.
“Kami menerima pengaduan dari warga bahwa anak-anak mengalami batuk, pilek, mata perih, dan demam berkepanjangan,” ujar Jasra.
Salah satu warga, pasangan suami-istri berinisial A dan S, menunjukkan hasil rekam medis anak mereka yang berusia dua tahun. Hasil laboratorium menunjukkan anak tersebut menderita pneumonia disertai demam tinggi. Hal serupa dialami oleh seorang ibu berinisial P yang memiliki tiga anak kecil, salah satunya mengalami ISPA. Selain itu, P juga merawat mertuanya yang lansia dan turut mengalami gangguan pernapasan.
Warga lain berinisial B menyampaikan bahwa anaknya masih dirawat di rumah sakit dengan keluhan sesak napas, sementara hasil laboratorium masih ditunggu. Seorang ibu berinisial E melaporkan bahwa dalam dua bulan masa uji coba RDF Rorotan, anak-anaknya bolak-balik ke rumah sakit hingga empat kali. Ia berharap uji coba dihentikan secara permanen agar kondisi kesehatan anak-anaknya membaik.
Keluhan warga semakin menguat dengan adanya rekaman video yang dikirim oleh FKDM Rorotan. Salah satunya memperlihatkan anak-anak belajar di sekolah dengan menutup hidung karena bau menyengat. Video lain menunjukkan seorang anak kelas 3 MI Al Falah mengeluhkan aroma tidak sedap yang terus muncul
“Dari pertemuan tersebut, KPAI sangat prihatin dengan kondisi yang dialami warga, terutama bayi, balita, dan anak-anak. Para orang tua membawa bukti rekam medis untuk memperkuat laporan,” kata Jasra.
Warga berharap pemerintah tidak hanya melihat dampak ekonomi dari proyek RDF Rorotan saja. Tetapi lebih memperhatikan aspek kesehatan dan hak anak untuk hidup di lingkungan yang sehat. KPAI pun menyampaikan apresiasi kepada Gubernur DKI Jakarta yang telah menghentikan sementara uji coba RDF. Namun, beberapa anak masih menjalani perawatan di rumah sakit akibat ISPA.
Warga berharap adanya solusi permanen, baik perubahan fungsi RDF Rorotan atau penerapan standar operasional yang lebih ketat untuk menjaga kesehatan lingkungan. Keinginan warga sederhana, udara yang bersih dan anak-anak yang sehat tanpa gangguan pernapasan.
“Tentu dalam persoalan yang diadukan warga, KPAI fokus pada kepentingan terbaik untuk anak. Saat ini kesehatan anak-anak sudah berangsur angsur membaik, semenjak ujicoba dihentikan. Kurang lebih sudah seminggu. KPAI berharap situasi ini terus kondusif dan dapat dijaga semua pihak. Sehingga anak anak kembali dapat bermain di ruang terbuka, baik yang berada di komplek JGC maupun anak anak yang berada di Kampung Tengah Rorotan Cilincing. Mereka tidak lagi mual, sakit tenggorokan, batuk, pilek. Begitu juga anak anak tidak mengeluh kembali di sekolah,” tutup Jasra Putra
Untuk itu Jasra Putra Wakil Ketua KPAI meninggalkan nomor Hotline 24 Jam Perlindungan Anak di WhatsApp Pengaduan di nomor 0811-1002-7727; Email: humas@kpai.go.id; Web: www.kpai.go.id ; media sosial KPAI di Facebook: Komisi Perlindungan Anak Indonesia, Instagram: kpai_official, X/Twitter: kpai_official. Kemudian Hotline 24 Jam SAPA 129 (dengan menekan angka 129). (OSY)