Selamat Hari Raya Natal, Antara Prabowo vs Black Campign Kubu Lawan. Oleh: Ustad Sambo, Pengasuh Pondok Pesantren Hilal Bogor.
Setelah mendengar pendapat dan menampung berbagai pandangan serta nasehat dari para ulama dan ustad yang memiliki integritas dan kapasitas keislaman yang memadai, antara pro dan kontra terkait ucapan selamat Natal. Maka Prabowo mengambil keputusan dengan hati-hati dan sangat teliti dengan kata dan kalimat untuk kemudian mengucapkan selamat Hari Raya Natal bagi umat Kristiani.
Ini adalah “jalan tengah” yang dapat dilakukan seorang Prabowo. Setelah menimbang dan memperhatikan pendapat para ulama dan ustad yang memberikan masukan-masukan kepada beliau. Di satu sisi ada yang kontra dan ada yang pro dalam mengucapkan Selamat Hari Raya Natal dengan alasan normatif, sosial dan politik.
Pertama, alasan normatifnya, adanya sejumlah ulama Salaf dan Khalaf seperti Ibnu Qayyim Al-Jauziyah dan Yusuf Al-Qardhawi yang memperbolehkan dengan syarat tidak merusak aqidah. Walaupun mayoritas ulama tidak memperbolehkannya.
Kedua, alasan sosial, sebagai bagian dari keluarga yang mayoritas beragama Kristiani, tidak mengucapkan selamat sebagaimana tahun-tahun sebelumnya akan mengundang reaksi sosial yang negatif. Apalagi stigma intoleran yang selama ini digaungkan sejak Prabowo didukung PAN, PKS dan sejumlah ormas-ormas yang tergabung dalam komunitas simpatisan dan alumni 212. Ucapan selamat Hari Raya Natal tersebut bermanfaat untuk menepis stigma negatif dan kesalahpahaman itu.
Ketiga, Prabowo adalah calon pemimpin bangsa. Semua pemimpin bangsa, mulai dari Soekarno hingga Jokowi, selalu mengucapkan selamat natal setiap tanggal 25 Desember.
Sebagai calon pemimpin bangsa Prabowo tentunya dituntut untuk menunjukkan sikap kenegarawanan tersebut. Ini seperti SOP politik yang dituntut oleh persepsi Rakyat Indonesia. Beliau calon pemimpin yang dituntut bisa memastikan sikapnya untuk melindungi dan menghormati semua agama di negeri ini.
Prabowo menyadari pentingnya komitmen dalam mengikuti ajaran agama. Dengan cara mematuhi para ulama dan ahli agama di satu sisi. Dan kewajiban menghormati, menghargai dan memastikan kenyamanan bagi semua pemeluk agama yang nanti akan beliau pimpin, disisi yang lain.
Karena itu, beliau meminta kepada para ulama dan ustad yang dekat dengan beliau. Untuk memberi masukan redaksional dalam pelafalan selamat Hari Raya Natal. Agar tidak ada pelanggaran dan kesalahan yang fatal terhadap agama Islam yang dianutnya.
Meski demikian, ucapan selamat Hari Raya Natalnya Prabowo ini dijadikan pintu masuk oleh kubu lawan untuk menyerang. Ada upaya black campign dengan meng-upload foto-foto atau video Prabowo dalam acara bersama keluarga. Seolah-olah Prabowo sedang mengikuti ritual ibadah Natal.
Foto dan gambar yang sama juga sudah pernah dimunculkan lima tahun lalu, ketika Prabowo capres 2014. Hal ini diulang-ulang kubu lawan untuk menyerang dengan isu agama.
Fitnah ini sengaja diproduksi untuk pertama, meragukan keislaman Prabowo. Kedua, menciptakan keraguan kepada para ulama yang selama ini konsisten mendukung Prabowo Sandi.
Jika mempersoalkan ucapan selamat ‘Hari Raya Natal’-nya Prabowo, tidakkah Kiyai Ma’ruf Amin juga melakukan hal yang sama, bahkan terkesan berlebihan, padahal beliau adalah ulama dan tokoh agama? Malah menyebut “kami dari kristiani”.
Tentu gorengan isu terkait masalah Natal ini murni soal politik menjelang pilpres April 2019, bukan soal hukum dan aqidah.
Dan semua itu tentunya tidak berpengaruh terhadap dukungan Ummat Islam dan Rakyat Indonesia kepada Prabowo Sandi. Karena Ummat Islam dan Mayoritas Rakyat Indonesia sudah semakin cerdas. Dan tentunya tidak bisa ditipu lagi dengan isu-isu dan fitnah murahan seperti itu.
Prabowo memang bukanlah sosok pemimpin yang ideal dari sisi agamanya. Dan beliau juga sadar akan hal itu. Bahwa agamanya banyak kurangnya, sehingga beliau tak segan untuk selalu bertanya dan berkonsultasi kepada para ustad dan ulama dalam masalah-masalah agama yang beliau kurang faham.
Walaupun kadang-kadang terjadi pergolakan dalam diri beliau. Dalam mengambil sikap jika ada perbedaan antara pendapat dan nasehat mayoritas ulama disatu sisi. Dan disisi yang lain ada realita kondisi kebangsaan yang terjadi saat ini. Seperti masalah pengucapan selamat hari raya agama kepada umat lain yang merayakannya. Seperti yang sedang kita hadapi saat ini.
Walau demikian, keberpihakan dan kedekatan Prabowo kepada Islam dan umat Islam dan keberpihakannya kepada rakyat dan negara Indonesia ini serta jiwa kepemimpinan, patriotik dan nasionalismenya jangan pernah diragukan lagi. Karena sudah beliau buktikan semenjak beliau masih muda. Saat jadi prajurit TNI sampai saat ini.
Mari kita doakan selalu Pak Prabowo Subianto dan Pak Sandiaga Uno dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Agar Allah senantiasa memberikan hidayah, petunjuk dan bimbingan-Nya kepada calon Presiden dan Wakil Presiden kita ini. Semoga beliau berdua selalu berada dalam rahmat dan ridho Allah. Serta selalu dalam kebaikan dan kebenaran di setiap ucapan dan tindakannya.
Mari juga kita berdoa semoga Allah memberikan kemenangan kepada Pak Prabowo Subianto dan Pak Sandiaga Uno. Untuk memimpin bangsa ini sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2019 sampai dengan 2024.
Kita juga berdoa semoga kemenangan Pak Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno menjadi keberkahan bagi seluruh rakyat Indonesia. Dengan kemampuan mewujudkan cita-cita negeri Indonesia yang kita cintai ini. Menjadi negeri yang Adil, Makmur, Aman dan Damai di bawah rahmat dan ridho Allah Subhaanahu wa Ta’aala,