Surat Terbuka Untuk Para Pendemo Bela Kiai di Kudus
Oleh: Tony Rosyid
Alumni Pesantren Sarang
1. Kita semua, khususnya para santri Sarang, menghormati dan memuliakan Syaikhona K.H. Maemoen Zubair dan seluruh ulama Sarang Rembang. Dan kita semua tak rela dan tak ridho kepada siapapun dan dari pihak manapun yang bersikap dan berperilaku tidak sopan, apalagi merendahkan Syaikhona, juga ulama-ulama Sarang.
2. Jika ada pihak yang diduga berkata, bersikap atau berprilaku yang tidak sopan atau merendahkan Syaikhona, atau para ulama Sarang, sebagai santri, kita wajib “tabayun”, atau klarifikasi. Meminta keterangan apakah yang dilakukan pihak tersebut sesuai dengan yang kita duga dan prasangka, agar tidak terjadi kesalahan atau fitnah.
3. Kepada mereka yang terbukti khilaf melakukan kesalahan kepada Syaikhona, atau kepada ulama-ulama Sarang, kita perlu memberi nasehat agar meminta maaf kepada Syaikhona atau ulama-ulama Sarang, karena mungkin yang bersangkutan tidak faham atau tidak mengerti tata krama dan standar moral pesantren. Lalu, kita maafkan sesuai ajaran K.H. Maemoen Zubair untuk selalu berlapang dada dan memberi maaf kepada mereka yang khilaf.
4. Terkait dengan puisi Fadli Zon, yang bersangkutan sudah melakukan klarifikasi, bahwa yang beliau maksud sama sekali bukan K.H. Maemoen Zubair, tapi pihak yang telah bersikap tidak sopan kepada Syaikhona K.H. Maemoen Zubair. Justru Fadli Zon prihatin terhadap pihak yang telah memperlakukan Syaikhona K.H. Maemoen Zubair tidak sebagaimana mestinya.
5. Demonstrasi di Kudus terhadap Fadli Zon mestinya tidak perlu ada karena yang bersangkutan telah melakukan klarifikasi ke publik. Hal ini justru bisa menimbulkan kegaduhan yang tidak diperlukan, dan menyebabkan berkembangnya opini yang kurang baik terhadap pesantren Sarang secara umum.
6. Demonstrasi yang mengatasnamakan “bela kiyai” justru rawan disusupi oleh kepentingan-kepentingan tertentu yang dapat menimbulkan perpecahan diantara para santri.
7. Dalam rangka menghormati dan memuliakan Syaikhona, hendaknya tidak ada pihak-pihak, khususnya para santri yang menarik-narik Syaikhona K.H. Maemoen Zubair dalam kepentingan politik praktis. Terutama untuk kepentingan pilpres saat ini. Ini justru telah menimbulkan perpecahan diantara para santri.
8.. Saya berharap semua santri Sarang dan Muhibbin Syaikhona K.H. Maemoen Zubair lebih matang dan dewasa dalam menghadapi perbedaan, sehingga tidak dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk kepentingan pragmatis jangka pendek dan bersifat duniawi,
9. Semua santri dan Muhibbin Syaikhona K.H. Maemoen Zubair diharapkan tetap terus menjaga ukhuwah antar santri, ukhuwah islamiah dan ukhuwah kebangsaan demi persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Jakarta, 8/2/2019