Membaca Puisi Mba Neno Yang Lebay, Sebuah Opini Tubagus Soleh

Rakyat Jakarta Insyaallah Memenangkan Pertempuran Melawan Virus Covid-19. Oleh: Tubagus Arya Soleh,

Membaca Puisi Mba Neno Yang Lebay

Oleh: Tubagus Soleh

Ketua Badan Pengkaderan Nasional PP GPI

Saya sudah membaca puisi lengkapnya mba Neno dari media online. Tadinya saya kira heboh luar biasa. Tapi setelah dibaca secara cermat puisi mba Neno biasa saja.

Cuma ada satu paragraf yang membikin saya geli dan ini yang membikin heboh jagad politik nasional.

Jangan, Jangan Engkau Tinggalkan kami dan menangkan kami
Karena jika Engkau tidak menangkan
Kami Khawatir Ya Allah
Kami khawatir Ya Allah
Tak ada lagi yang MenyembahMu

Yang menjadi tidak elok ada di kalimat, Tak ada lagi yang menyembahMu. Menurut saya, disini pokok persoalan puisi mba neno. Mestinya mba neno mencari kalimat lebih pas untuk menggambarkan sikap politiknya dengan kalimat yang lebih pas. Karena semua orang juga sudah tahu bahwa mba neno merupakan Tim BPN Capres 02.

Kalimat itu juga menunjukan sikap arogan, mau menang sendiri serta monopoli kebenaran.

Dalam bahasa lain, pasangan Paslon 01 Pak Jokowi Amin Makruf merupakan pasangan “kafir” yang harus dikalahkan oleh Tuhan. Agar bangsa Indonesia tetap menyembahMU.

Cara pandang mba neno ini mengingatkan saya pada suatu kelompok yang selalu gemar mengkafirkan orang lain karena bukan kelompoknya. Bila cara pandang seperti itu yang menjadi cara pandang mba neno dalam berpolitik tentu saja ini sangat berbahaya bagi kerukunan kehidupan berbangsa dan bernegara yang berdasarkan Pancasila sebagaimana yang termaktub dalam pembukaan UUD 1945.

Ajang pilpres bukanlah pertaruhan hidup mati. Apalagi sampai membuat garis pembeda kelompok aku yang
islami kelompok sebelah yang sekuler atau kafir. Pilpres hanyalah sebuah media demokrasi untuk mengangkat Presiden sebagai pemimpin Nasional Bangsa kita dalam siklus 5 tahunan.

Saya melihat keempat Putera terbaik yang sekarang maju dalam konstestasi pilpres merupakan saudara kita semua. Siapapun kelak yang terpilih oleh rakyat itulah yang sudah menjadi Takdir Tuhan. Seperti kata seorang dai kondang yang mengatakan, apapun yang kita lakukan, kita upayakan, kita kampanyekan mati matian tapi ketika takdir Tuhan mengatakan si J yang jadi presiden. Kita hanya bisa menerima keputusan Tuhan. Dan kita kembali lagi dalam rel barisan umat untuk bersama sama membangun bangsa yang besar ini.

Amat disayangkan bila dalam proses memperjuangkan kandidat Capres cawapres menggunakan kalimat atau kata kata yang menunjukan garis pembeda yang sangat melukai hati saudara saudara mba neno sendiri.

Sebagai tim BPN 02 mba neno boleh melakukan apa saja untuk mengkampanyekan dukungan kepada paslon 02. Itu is ok. Tapi jangan lebay. Karena di sebelah kiri atau kanan mba neno ada saudara saudara mba neno yang memiliki sikap politik yang berbeda. Jangan sampai hanya karena beda pilihan mereka mba neno anggap “kaum minhum”.

Saya tidak membaca secara gamblang dalam puisi mba neno, kubu sebelah dipersepsikan “kafir” atau “kaum minhum”. Tapi secara batin terasa sekali tuduhan itu melalui kata kata dalam puisi yang mba neno bacakan. Apalagi ada kalimat penegasan , Kami Khawatir tidak ada lagi yang menyembahMu karena dikalimat sebelumnya, karena jika Engkau tidak menangkan menunjukan kepada paslonnya mba neno sendiri yaitu Pak Prabowo dan Sandi.

Jadi kesan yang kuat di tangkap publik terutama pendukung paslon 01 mereaksi dengan normal bahwa puisi merupakan bentuk arogansi, merasa benar sendiri dan merasa paling islami. Bahkan ada yang berkomentar lebih dari itu.

Bila kita telisik lebih dalam lagi. Kalimat Kami khawatir tidak ada lagi yang menyembahMU merupakan kalimat penggalan doa Kangjeng Nabi Muhammad Saw ketika perang badar melawan kafir Quraisy.

Disinilah kekeliruan mendasar mba Neno dalam melakukan kontekstualisasi sebuah peristiwa sejarah Perjuangan Umat Islam. Yaitu menyamakan Pilpres di Indonesia yang mayoritas Umat Islam dengan peristiwa perang Badar.

Bila tidak diingatkan kekeliruan yang dilakukan oleh mba neno bisa memunculkan tirani baru yang mengerikan. Yaitu kelompok yang memiliki Pandangan keagamaan : selain kelompoknya mba neno adalah Kafir dan wajib dimusnahkan.

Dalam telisik pemikiran saya yang sederhana, apakah ini masih ada kaitannya dengan gagasan Pak Prabowo capresnya mba neno, beliau pernah mengatakan bila saya tidak terpilih Indonesia bisa bubar dan punah? Hanya mba neno yang bisa menjawab.

Loading...