Ustad Somad Sempurnakan Kemenangan Prabowo, Opini Asyari Usman

PDIP Tidak Bisa Lagi Dipercaya Dalam Urusan Pancasila. Oleh: Asyari Usman

Ustad Somad Sempurnakan Kemenangan Prabowo. Oleh: Asyari Usman, Wartawan Senior.

Kalau disimak dengan saksama penuturan Ustad Abdul Somad (UAS) kepada Prabowo Subianto (PS) ketika mereka ngobrol santai di depan kamera tvOne, Kamis (11/4/2019), hanya ada satu kesimpulan. Bahwa Ustad Somad datang untuk menyempurnakan kemenangan Prabowo.

Prabowo-Sandi, Alhamdulillah, sudah sejak lama berada di ambang kemenangan. Juga atas dukungan Ustad Somad yang selalu memberikan isyarat tentang perlunya menjadikan PS sebagai presiden. Dengan kehadiran UAS menjelang hari H pilpres, maka kemenangan itu menjadi utuh. Tak bisa lagi diganggu-gugat.

Obrolan hati ke hati antara UAS dan PS menghilangkan keraguan jutaan orang tentang pilihan mereka. Setelah obrolan santai penuh keharuan itu, jutaan yang ragu itu kini siap memberikan suara untuk Prabowo-Sandi, 17 April.

Inilah perjumpaan yang sangat krusial bagi Pak PS. Sekaligus membuat belahan lain dalam kontestasi pilpres sekarang ini, menjadi irihati. Perjumpaan singkat dan padat itu, tak ternilai harganya. Obrolan mereka membuat Pak Prabowo tulus dalam keharuan. Sampai beliau meneteskan air mata. Keharuan akan keikhlasan Ustad Somad. Keharuan akan kebersahajaan Ustad garis lurus itu.

Prabowo jelas merasa sejuk bersama Ustad Somad. Sebaliknya, Ustad Somad merasa sedang bertemu dengan pemimpin yang akan menghadirkan situasi yang diimpikan umat.

Perjumpaan UAS dan PS tidak berlebihan kalau mau disebut sebagai ‘endorsement’. Yaitu, restu kolektif para ulama lurus. Ulama yang tidak mudah didekati dengan angka-angka. Ulama yang pantas dipanggil ‘waratsatul anbiyaa’. Pewaris para nabi.

Pertemuan simbolis itu tidak main-main. UAS tidak dalam rangka melakukan manuver politik. Beliau datang setelah cukup lama menyimpan titipan pesan para ulama dari ujung barat sampai ke ujung timur Nusantara. Ustad Somad menyebut para ulama yang berpesan itu sebagai orang-orang “tak tersentuh duniawi”. Bersih dari hiruk-pikuk keduniaan.

Pesan itu adalah keridhoan para ulama memberikan dukungan kepada Prabowo untuk memimpin Indonesia. Pesan tulus-ikhlas para ulama yang hidup di pelosok-pelosok terpencil itu, membuat Pak Prabowo terhenyak. Merasa begitu berat beban yang akan beliau pikul.

Para ulama garis lurus yang menitip pesan kepada Ustad Somad itu tidak sembarangan merestui Pak Prabowo. Mereka adalah orang-orang yang memiliki kemampuan untuk melihat dengan mata hati (dengan fuad) tentang kualitas ketulusan mantan jenderal itu.

Berbekal pesan para ulama itu, maka perjuangan Prabowo menuju kursi presiden bukanlah misi hura-hura. Bukan misi ‘self-fulfilment’ (kepuasan pribadi) seperti yang terbaca selama ini di balik ambisi para presiden terdahulu.

Misi Prabowo, insyaAllah, tidaklah sedangkal itu. Bukan sekadar ingin tercatat di dalam sejarah kepresidenan negeri ini. Bukan misi ‘curriculum vitae’. Tidak sebatas memperpanjang riwayat hidup.

Presiden Prabowo Subianto akan memikul tugas pemulihan kedaulatan bangsa dan negara. Memulihkan martabat Indonesia. Kedaulatan dan martabat yang telah dihancurleburkan oleh Jokowi.

Itulah beban berat Prabowo. Dengan tujuan akhir menegakkan keadilan dan kemakmuran untuk semua.

Loading...