HARIANNKRI.ID – Ketua Umum PP GPI (Pengurus Pusat Gerakan Pemuda Islam) Diko Nugraha menyebut, sampai hari ini pemuda masih belum merdeka. Tidak banyak yang dilakukan pemuda pada saat ini, yang jika hal ini dibiarkan, maka negara akan menemui kehancuran.
PP GPI menggelar diskusi bulanan dengan tema “Apakah Pemuda Insonesia Saat Ini Sudah Merdeka?”. Diskusi ini digelar di Markas GPI jalan Menteng Raya 58 Jakarta Pusat, Rabu (28/10/2020) pukul 16.00 WIB. Pada diskusi tersebut, ia mengucapkan selamat atas milad ke-92 tahun pemuda.
“Selamat milad kepada pemuda yang ke 92 tahun. Semoga cita-cita perjuangan pemuda perintis kemerdekaan, menjadi inspirasi besar bagi pemuda masa sekarang,” kata Diko Nugraha.
Ia menuturkan, saat ini pemuda memegang tongkat estafet dari jong-jong yang bersumpah di Gedung Pemoda pada saat itu. Pasalnya, hingga saat ini sejatinya para pemuda masih belum merdeka.
“Hari ini masih bersambung perjuangan Jong-Jong itu. Karena pemuda sampai hari ini belum merdeka. Banyak sekali hal-hal yang berkaitan dengan peraturan Undang-Undang Kepemudaan yang menyekat kreatifitas pemuda masa kini.,” ujar Ketua Umum PP GPI.
Memang, lanjutnya, ada UU No 40 Tahun 2008. Namun menurutnya, UU tersebut tidak terlalu efektif untuk menjamin dunia kepemudaan, khususnya di alokasi perencanaan pembangunan nasional. Ia melihat, pemuda sama sekali tidak punya porsi untk berpartisipasi dalam proses pembangunan nasional.
“Oleh karena itu, diskusi hari ini PP GPI mengadalkan diskusi yang mengangkat tema sudah merdeka kah pemuda hari ini. ini adalah pesan yang menggelitik, agar sampai kepada seluruh stake holder bangsa ini, perla ada perhatian khusus kepada pemuda. Karena pemuda adalah generasi penerus bangsa. Kalau pemudanya tidak bisa berbuat banyak di negeri ini, maka negeri ini akan hancur sehancur-hancurnya,” tegas Ketua Umum PP GPI.
Diko menyadari bahwa saat ini sudah ada tren milenial dalam bernegara. Namun ia menyebut, para milenial yang terlibat mengurus negara disebut tidak punya visi, hanya tren belaka. Seharusnya, para milenial tersebut punya visi besar untuk memperjuangkan tujuan negara.
“Hari ini timbul tren milenial. Tapi tren milenial tidak punya visi apapun. Hanya visi lifestyle, visi gaya hidup. Tidak punya visi perjuangan, kebangsaan dan ke-Indonesia-an. Milenial ini harus disusupi dengan isu pergerakan kepemudaan yang sejatinya terinspirasi oleh pergerakan 1928.
Pergerakan kepemudaan inilah yang akan selalu diperjuangkan oleh GPI. Karena salah satu deklarator Sumpah Pemuda adalah Jong Islamieten Bond yang saat ini dikenal dengan nama Gerakan Pemuda Islam.
“itu menjadi inspirasi. Mengajak seluruh komponen pemuda pada saat itu untuk bersatu memperjuangkan nasibnya. Mempersatukan negaranya, mempersatukan tanah airnya. Itu menjadi pelajaran yang sangat berarti. Kita harus melakukan seperti yang terdahulu lakukan,” tutup Diko. (HRN)