Jokowi Tetapkan Pilkada 9 Desember Jadi Hari Libur Nasional?
Ditulis oleh: Ahmad Khozinudin, Sastrawan Politik.
Pelaksanaan Pilkada 9 Desember 2020 resmi ditetapkan menjadi hari libur nasional. Penetapan hari libur nasional tertuang dalam Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 22 Tahun 2020, yang ditandatangani oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 27 November 2020.
Hari libur atau liburan adalah suatu masa di mana orang-orang meluangkan waktu yang bebas dari pekerjaan atau dunia persekolahan. Umumnya liburan terjadi pada pertengahan tahun atau akhir tahun, juga pada hari raya. Dalam kondisi khusus seperti bencana alam, hari libur dapat ditetapkan oleh pemerintah.
Hari libur nasional, berarti hari bebas dari kewajiban bekerja dan sekolah yang berlaku secara nasional. Itu artinya, pada hari libur tak ada aktivitas yang terkait dengan pekerjaan atau sekolah.
Kalau 9 Desember ditetapkan sebagai hari libur nasional, jadi tanggal itu tak perlu bekerja dan sekolah. Lebih baik plesir atau bercengkrama bersama keluarga dirumah.
Karena tanggal 9 Desember masih dalam situasi pandemi, pilihan untuk Plesiran jadi tertutup. Karena hal itu akan berpotensi terinfeksi virus Corona.
Jadi pilihan tunggalnya tinggal santai di rumah, bercengkrama dengan keluarga. Sebab, keluar rumah berbahaya bagi kesehatan.
Bagaimana kalau hari libur nasional itu ikut Pilkada? Ya tak perlu, wong masih pandemi, apalagi memilih bukan kewajiban. Kalau sekolah dan bekerja saja yang merupakan kewajiban diliburkan, untuk memilih yang merupakan hak menjadi tak penting lagi dihadiri.
Ikut Pilkada berpotensi terkena virus Corona, dan hanya melegitimasi duduknya calon koruptor menduduki kursi kekuasaan di daerah. Hal ini tentu akan menimbulkan kudeta hati.
Lagipula, ini kan hari libur Nasional. Hari istirahat Nasional, kenapa harus sibuk ngantri atau capek capek pergi ke bilik suara? Kenapa harus memilih calon koruptor?
Lagipula, terbukti beberapa calon kepala daerah yang incumbent dicokok KPK karena korupsi. Kok masih mau ikut melestarikan korupsi via Pilkada? Kita ini masih berakal atau sudah kehilangan akal?
Ya saya tidak memaksa, yang mau ikutan milih calon koruptor dan terinfeksi virus, silahkan. Ngotot membela calon koruptor, silahkan.
Saya mau dirumah ajah. Seperti lagunya Raja, dirumah ajaaaahhhh.