Nrimo, Yakini Dan Lakoni Dengan Sungguh-Sungguh. Ditulis oleh: Tubagus Soleh, Ketum DPP Ormas Kerabat dan Sahabat Kesultanan Banten (BABAD BANTEN)
Nrimo adalah bersyukur atas semua nikmat yang telah, sedang dan akan diberikan oleh Alloh subhana wa ta’ala.
Nrimo merupakan sikap mental “pasrah” atas kehendakNya. Tidak ada keraguan atasNya. Sikap Nrimo adalah sikap yang super yakin bahwa semua kejadian di alam semesta merupakan takdirNya yang sudah pasti.
Orang yang sudah memiliki sikap Nrimo tidak ragu sedikitpun tentang kehidupan. Karena sangat yakin semuanya sudah ditakdirkan oleh Alloh Subhana wa taala.
Tidak ada rencana yang hebat kecuali rencana Alloh subhana wa taala. Tidak ada kekuatan super kecuali kekuatan Alloh subhana wa taala. Tidak ada peristiwa kecuali sudah dicatatkanNya di lauhil mahfudz.
Jadi, apa yang harus kita ragukan? Apa yang harus kita takutkan? Apa yang harus kita syak wasangkakan?
Tugas kita hanya tinggal menjalani saja. Tidak lebih. Bahkan untuk “bertanya” saja sebenarnya sangat tabu bagi orang-orang khawasul khawas.
Saya sangat terinspirasi membaca novel tentang kisah perjuangan seorang Ulama di Jawa.
Singkat cerita. Dari beberapa pilihan “kemungkinan”. Beliau memilih berperang dengan penguasa yang telah mendeklarasikan sebagai “pewaris” penguasa Jawa bahkan Nusantara.
Berdamai atau tunduk serta menjadi bagian dari kekuasaan “sang penguasa” tidak menjadi pilihannya. Padahal disitu bergelimang kekayaan, kekuasaan serta kehormatan. Bahkan bisa jadi kerajaan yang beliau pimpin masih tetap utuh hingga sekarang seandainya saat itu beliau memilih menjadj bagian dari sang penguasa.
Ketika para pengikut setianya bertanya mengapa memilih jalan yang berliku, menderita dan “kehinaan”. Beliau menjawab, aku sedang menjalani Takdirku. Bilapun kelak aku wafat karena sikapku ini aku bisa mempertanggungjawabkan dihadapan Tuhanku.
Saya juga sangat terinspirasi ketika menonton Film Sejarah Sultan Agung Mataram yang begitu teguh untuk memilih jalan perang menaklukan VOC di Batavia.
Meskipun banyak suara-suara alternatif yang menyarankan jalan aman dan damai. Tidak banyak berkorban tapi mendapat keuntungan yang berlimpah.
Namun YM Sultan Agung Mataram tetap memilih jalan berperang. Ada kata di film tersebut yang sangat inspiratif. Beliau memilih jalan berperang karena untuk anak cucu bangsa kelak di kemudian hari. Bahwa kita adalah bangsa yang punya harga diri dan kehormatan.
Kita tahu dari catatan sejarah, jalan perang yang dipilih Sultan Agung Mataram banyak meninggalkan korban jiwa dan harta. Namun meninggalkan pesan penting : Bangsa Kita memiliki Harga Diri dan Kehormatan dan Mampu berperang hingga titik darah terakhir.
Sungguh ketika saya melihat film tersebut membuat saya terkesima dan muncul kebanggaan sebagai bangsa besar dan merasa menjadi bagian penting dari sejarah leluhur seandainya saya mampu menegakan harga diri dan kehormatan bangsa di zaman sekarang.
Ternyata Bangsa Kita mampu berdiri di kaki sendiri. Bangsa kita memiliki Kehormatan, Kemuliaan dan kebesaran di hadapan bangsa di dunia. Meskipun banyak dari bangsa kita memilih menjadi bagian kaum pecundang pengkhianat yang begitu gigih menjadi jongos dari “kaum londo”.
Sikap kedua Tokoh Tanah Jawa ini merupakan bentuk manifestasi dari sikap nrimo. Beliau beliau sudah Haqqul Yakin. Sehingga dengan sikapnya itu sejarah masa depan bergerak sesuai dengan relnya.
Ketika sudah memiliki sikap nrimo maka siapapun akan menjalani dan melakoni hidup dengan sungguh-sungguh tanpa keraguan sedikipun.
Prinsipnya, Tuhan Tidak Pernah berbuat dholim pada HambaNya. Jadi, jadilah hamba Tuhan yang nrimo, hidup akan menjadi indah.