HARIANNKRI.ID – Pengamat intelijen dan keamanan Stanislaus Riyanta menyebut penyelesaian masalah di Papua harus melalui pendekatan dialog. Namun harus ditekankan pula penegakan hukum pada setiap tindakan yang bersifat provokasi dan gangguan keamanan.
Pemerintah secara intensif, melalui Menko Polhukam dan juga Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) telah melakukan serangkaian pertemuan dengan tokoh adat dan agama Papua. Pertemuan tersebut memiliki peran penting dan bisa membuka ruang serta mewujudkan perdamaian dan keamanan bagi masyarakat Papua.
“Damai itu dambaan dan cita-cita kita semua. Kami berharap ada kontribusi dari semua pihak untuk mewujudkan Papua yang damai,” kata Kepala BNPT Boy Rafli Amar saat pertemuan dialog kebangsaan dengan sejumlah tokoh Papua di Timika pada Jumat 11 Juni 2021 lalu.
Menurut Stanislaus Riyanta, dialog dengan tokoh-tokoh seperti agama, adat dan masyarakat tetap penting dilakukan. Komunikasi adalah salah satu cara yang bisa menjadi solusi untuk meredakan situasi yang terjadi di Papua.
“Dialog sangat penting untuk dilakukan. Terutama dengan informal leader, tokoh agama, tokoh adat dan tokoh lainnya,” kata Stanislaus di Jakarta, Minggu (13/6/2021).
Meski demikian, ia menilai bahwa upaya tegas harus tetap dilakukan untuk mengantisipasi ancaman dan provokasi dari kelompok teroris OPM di Papua. Maka, solusi terbaik bisa dengan menyeimbangkan antara pendekatan lunak dengan keamanan.
“Dialog harus menjadi jalan utama untuk permasalahan di Papua. Namun bagi kelompok yang menggunakan kekerasan dengan senjata tetap harus ditindak. Sesuai hukum yang berlaku,” ujar Stanislaus. (RED)