HARIANNKRI.ID – Program pemerintah BBM satu harga disebut Wakil Ketua Fraksi PKS Bidang Industri dan Pembangunan Mulyanto hanya lips service atau pemanis bibir. Kelangkaan BBM di tanah Papua khususnya wilayah Sorong Raya disinyalir membuat harga BBM jenis Pertalite di level pengecer meroket hingga 50 ribu per liter.
Dijelaskan Mulyanto, marak di media massa, sudah hampir sepekan harga BBM di Papua melejit hingga 50 ribu per liter. Selain harga yang tinggi, pasokan BBM ke Papua juga diduga berkurang. Akibatnya di beberapa SPBU terjadi antrian panjang.
Menurut anggota Komisi VII ini, apa yang terjadi di Papua saat ini menunjukan klaim Pemerintah soal BBM satu harga hanya lips service atau pemanis bibir. Nyatanya harga jual BBM di Papua sangat tinggi, beda jauh dengan di pulau lain.
“Pemerintah jangan cuma omong doang BBM satu harga. Faktanya harga jual BBM meroket di Papua. Pemerintah harus segera perintahkan Pertamina dan BPH Migas stabilkan pasokan BBM di Papua agar harga bisa terkendali. Jangan sampai kelangkaan ini berlarut sehingga mengganggu aktivitas ekonomi dan masyarakat di Papua. ” kata Mulyanto di Jakarta, Senin (8/11/2021).
Pemerintah, BPH Migas, dan Pertamina, Mulyanto menambahkan, harus serius menyelesaikan masalah ini dan segera menjelaskan kepada publik kenapa hal ini terjadi. Ia pun minta Pemerintah transparan mengenai penyebab kelangkaan pasokan BBM di Papua. Apakah karena ulah mafia penimbun BBM atau memang karena kemampuan distribusi Pertamina yang lemah.
Ia mengingatkan, kelangkaan yang memicu harga menjadi tidak normal ini sudah sering terjadi. Bahkan keluhan masyarakat baik di Jawa maupun luar Jawa atas hilangnya Pertalite dari pasaran juga belum terselesaikan.
“Pertamina jangan sekedar mewacanakan kenaikan harga BBM, namun tidak menyelesaikan soal kelangkaan tersebut. Ini kan terkesan, Pemerintah hanya sekedar mengambil solusi mudah yang ujung-ujungnya mengorbankan rakyat dengan harga BBM mahal,” tegas Mulyanto. (OSY)