KPAI Sayangkan Kurangnya Fasilitas Penyandang Disabilitas Perempuan di Stasiun Senen

KPAI Sayangkan Kurangnya Fasilitas Penyandang Disabilitas Perempuan di Stasiun Senen
Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Jasra Putra mengeluhkan kurangnya sarana bagi penyandang disabilitas perempuan dalam kunjungannya di Stasiun Senen, Jakarta, Minggu (16/4/2023) sore

HARIANNKRI.ID – Sejumlah Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) bersama Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga menyambangi Stasiun Senen dan Terminal Pulogebang. Kedatangan rombongan  untuk memastikan layanan yang ramah bagi perempuan dan anak.

Setiba di Stasiun Senen, rombongan langsung menuju salah satu gerbong Kereta Api yang akan mau berangkat. Anak anak mendapatkan paket bingkisan Lebaran bertas merah. Sejumlah anak tampak tersenyum menerimanya.

Di lapangan, Wakil Ketua KPAI Jasra Putra Wakil Ketua KPAI menyempatkan diri menyalami Ragil anak 8 tahun disabilitas tuli serta menyapa 4 pengguna kursi roda. Dalam dialognya bersama para penyandang disabilitas, disampaikan situasi transportasi yang belum sepenuhnya akses.

Menurutnya, mudik tahun ini mengangkat tema Ciptakan Mudik yang Aman, Nyaman dan Terbebas dari Kekerasan Seksual bagi Perempuan dan Anak. Terkait tema tersebut, Jasra Putra menyoroti fasilitas yang belum sepenuhnya akses bagi penyandang disabilitas perempuan pengguna kursi roda.

KPAI Ingatkan Penyelenggara Transportasi Akan Hak Penyandang Disabilitas 

Baginya para penyandang disabilitas perempuan pengguna kursi roda berhak mendapatkan rasa aman, nyaman. Termasuk juga menjunjung tinggi martabat, melindungi, menciptakan kemandirian dan mewujudkan kesetaraan. Karena mereka punya hak yang sama.

Ia menuturkan, dalam situasi tersebut saat naik bus, travel, kereta, kapal, bisa dibayangkan  bila diangkat-angkat. Hal ini akan beresiko tinggi mendapatkan pencabulan dan kekerasan seksual. Untuk itu dunia transportasi dirasa penting meningkatkan layanan, terutama para petugas yang terlatih dan memiliki kode etik bekerja.

“Saya kira potensi, jika teman teman disabilitas tidak terdampingi secara baik. Potensi pelecehan seksualnya semakin tinggi. Kita berharap hari yang tersisa, pelaksana penyelenggara mudik bisa meningkatkan atensinya,” kata Jasra Putra disela kunjungan.

Ia menekankan, pihaknya mendengar adanya aduan mereka, yang mendapatkan nomor kursi ditengah gerbong, sehingga tidak bisa kursi roda mereka masuk. Artinya perlu diangkat. Untuk itu penting, kursi priority seat di setiap ujung gerbong dapat diperuntukkan penyandang disabilitas pengguna kursi roda. Karena ini bagian pemenuhan, perlindungan dan penghormatan bagi hak hak penyandang disabiltas.

“Sebenarnya kita telah memiliki Permenhub No. 98 tahun 2017 tentang Penyediaan Aksesibilitas Pada Pelayanan Jasa Transportasi Publik Bagi Pengguna Jasa Berkebutuhan Khusus. Tidak hanya transportasinya tetapi juga menuju transportasinya. Diatur dalam PermenPUPR No.14 tahun 2017 tentang Persyaratan Kemudahan Bangunan dan Gedung. Yang di dalam aturan tersebut mengatur secara detail setiap fasilitas yang akan dibangun,” tegas Wakil Ketua KPAI.

Seharusnya, ungkapnya, semua ingin berbagai fasilitas bisa menerapkan standar. Sehingga terwujud perjalanan yang integratif dan inlusif. Baik ketika menuju transportasi, saat naik, saat diperjalanan dan setiba di tujuan.

“Karena ini adalah persoalan hambatan yang dihadapi sehari hari. Bahwa bukan hanya mudiknya namun juga membongkar perspektif dalam memandang penyediaan (proses), pemberian fasilitas dan hak yang sama dalam kemudahan bertransportasi,” tutup Jasra Putra. (OSY)

Loading...