HARIANNKRI.ID – Direktur Jenderal Instrumen dan Penguatan Hak Asasi Manusia (Dirjen IP HAM) Kementerian HAM Nicholay Aprilindo melakukan inspeksi ke Lapas Kelas I Cirebon Jawa Barat. Inspeksi dilakukan dalam rangka penguatan kapasitas HAM serta mengedukasi warga binaan akan haknya selama menjalani masa hukuman.
Kedatangan Dirjen IP HAM Nicholay Aprilindo disambut oleh Kalapas Kelas I Cirebon Nanank Syamsudin, Jumat (07/08/2025). Dalam kunjungan tersebut, Nicholay melakukan inspeksi langsung ke pos penjagaan, klinik, dapur dan sarana lainnya. Dalam setiap inspeksinya, Nicholay selalu menanyakan kondisi, kelayakan sarana serta hal lain yang berkaitan dengan kenyamanan serta situasi kerja.
“Pemenuhan HAM terhadap para petugas Lapas juga harus diperhatikan lho. Jangan sampai dalam bekerja ada hak dasar mereka yang tidak dipenuhi oleh negara. Ini penting agar para petugas dapat bekerja dengan maksimal dan melayani warga lapas dengan maksimal,” kata Nicholay disela inspeksinya.
Inspeksi dilanjutkan dengan mendatangi ruangan warga lapas lanjut usia (lansia). Nicholay kemudian menyapa para lansia yang ada dan berkomunikasi langsung untuk mendengar keluh kesah warga binaan lansia.
“Ada warga binaan yang berusia sangat lanjut, sekitar 90 tahun, divonis 13 tahun, baru menjalani masa tahanan 3 tahun, masih harus menunggu 10 tahun lagi untuk keluar dari lapas. Dimana rasa kemanusiaan kita? Bagaimana kalau dia meninggal di dalam lapas? Siapa yang harus tanggung jawab? Ini harus jadi perhatian KemenHAM dan kita wajib cari solusinya,” tegas Dirjen IP HAM.
Inspeksi dilanjutkan ke ruang rawat inap warga binaan Lapas Kelas I Cirebon. Pada ruangan tersebut Nicholay kembali berbincang dengan penghuni ruangan tersebut. Diantara mereka, Dirjen IP HAM mendapati ada warga binaan yang mengalami kelumpuhan.
“Terus yang seperti ini masih harus dibina di lapas?” imbuhnya.
Dapur lapas tak luput dari inspeksi pengacara Prabowo-Gibran ini. Nicholay sempat mencicipi ikan goreng yang menjadi salah satu menu makanan hari itu. Usai mencicipi, ia memuji rasa lauk yang dimasak.
“Enak,” ujarnya singkat.
Lanjut ke ruang pelatihan pembekalan keterampilan Pertenunan Giatja, Nicholay menyayangkan kurang produktifnya sarana pelatihan tersebut. Untuk mendukung agar warga binaan dapat berlatih kembali, ia memutuskan untuk memesan baju dinas KemenHAM Provinsi Jawa Barat.
“Untuk KemenHAM Jawa Barat, saya memesan baju dinas di Lapas Kelas I Cirebon ini. Ini serius. Agar warga binaan jadi produktif,” ungkapnya.
Edukasi akan hak warga binaan selama di Lapas Kelas I Cirebon disertai mendengar keluh kesah juga dilakukan Dirjen IP HAM. Sesi tersebut diakhiri dengan makan bersama perwakilan warga binaan dengan menu makan yang sama yang dimakan oleh warga binaan.
“Makan makanan warga binaan itu bukan hal baru bagi saya. Dalam setiap kunjungan ke lapas, saya selalu melakukan itu,” ujarnya.
Nicholay menambahkan, dalam inspeksi yang dilakukan, ia selalu bertanya langsung, melihat langsung dan merasakan langsung. Hal ini dilakukan karena ia ingin mendapatkan informasi yang valid untuk mendapatkan penyelesaian masalah yang efektif dan efisien.
“Saya tidak mau jawaban katanya katanya atau jawaban ABS (Asal Bapak Senang-red). Saya harus memastikan semua informasi yang masuk benar. Karena hasil dari setiap kunjungan yang saya lakukan akan dirangkum untuk mendapatkan solusi yang tepat. Karena memang itu pentingnya kami turun langsung ke lapangan. Kalau datanya salah, solusinya pasti salah. Saya tidak mau itu,” tutupnya. (OSY)