HARIANNKRI.ID – Direktur Jenderal Instrumen dan Penguatan Kementerian Hak Asasi Manusia (Dirjen IP KemenHAM) Dr Nicholay Aprilindo memuji sarana dan prasarana Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Sleman (Lapas Cebongan) Yogyakarta. Berbagai program Lapas tersebut sangat menunjang warga binaan untuk kembali hidup normal dan bermanfaat selepas jalani masa hukuman.
Optimisme ini disampaikan Dirjen IP KemenHAM disela inspeksinya, Rabu (26/02/2025) sekira pukul 16.00 WIB. Ia bersama rombongan Direktur Penguatan Dan Kapasitas dan Kakanwil Pemasyarakatan DIY. Di depan 265 warga binaan serta tahanan yang masih dalam proses hukum di Pengadilan, Dr Nicholay mengedukasi penguatan dan pemenuhan HAM bagi warga binaan dan tahanan.

Selepas Magrib, Dirjen IP KemenHAM makan malam nasi cadong khas narapidana bersama para warga binaan, tahanan, Kalapas Cebongan Kelik dan para staff serta petugas lainnya. Pada kesempatan tersebut, Dr Nicholay mengapresiasi kinerja Kelik selaku Kalapas Cebongan. Ia memuji kondisi lapas yang bersih, sehat dan manusiawi serta sudah melakukan pemenuhan HAM bagi warga binaan dan tahanan.
“Lingkungan yang bersih dan tertata rapi serta modern. Fasilitas dapur, klinik kesehatan umum, klinik gigi serta sel-sel yang bersih. MCK yang lancar dan bersih. Ada mesin air minum isi ulang dingin dan panas 24 jam. Saya salau dengan pak Kelik,” ujar Dr Nicholay.

Ia juga memuji makanan yang layak dan bergizi, sarana olah raga, kerajinan ketrampilan membatik. Kerajinan ukir-ukiran yang dibuat untuk dijual sebagai cindera mata secara internal maupun eksternal. Lapas Cebongan juga dilengkapi dengan rumah ibadah masjid, gereja, vihara yang bersih dan terawat rapi. Ruang tunggu berupa pendopo yang bagus serta berbagai fasilitas lainnya yang modern dan bersih.
“Tempat ketrampilan bengkel dan cuci motor yang bekerjasama dengan dealer motor tertentu. Ini sangat positif untuk membina dan mengasah ketrampilan para warga binaan Lapas Cebongan,” ungkap Dirjen IP KemenHAM.
Sejauh dialognya dengan warga binaan, modernisasi Lapas Cebongan dengan pemenuhan HAM yang konkrit baru ada era Kalapas Kelik. Mereka merasa aman dan nyaman penuh kekeluargaan serta dimanusiakan sebagai manusia yang memiliki hak asasi manusia.

“Lapas Cebongan memanusiakan manusia. Pak Kelik, tolong disampaikan ke yang lain, pertahankan situasi terus seperti ini. Tidak ada lagi pungutan-pungutan liar yang dibebankan ke warga binaan dan tahanan serta keluarganya yang membezuk,” pujinya.
Pada dialog tersebut, warga binaan sangat berharap saat mereka bebas nantinya, tidak lagi dibebani oleh SKCK. Hal ini sangat penting ketika mereka akan bekerja untuk memperbaiki kehidupan dan ekonomi. Mereka juga minta agar diberikan waktu dan tempat untuk melepas rindu dengan istri maupun kekasih mereka.

“Mohon pak Dirjen agar kami disediakan “bilik bercinta”. Agar kebutuhan biologis lahir dan batin kami terpenuhi. Sebagai bagian dari pemenuhan Hak Asasi Manusia,” ungkap salah satu warga binaan. (OSY)