HARIANNKRI.COM – Masyarakat kampung Folley distrik Misool Timur kabupaten Raja Ampat mengaku kecewa dengan kinerja PLN setempat. Pasalnya, sampai saat ini tidak ada kejelasan terkait pemasangan meteran listrik di wilayahnya.
Pantauan di lapangan, setidaknya ada 96 unit meteran listrik di kampung Folley distrik Misool Timur yang hingga berita ini diturunkan tak ada kejelasan penyebabnya. Ketidakjelasan tersebut diduga berdampak pada kegiatan Festival Pesona Misool tahun 2019. Festifal ini sebelumnya direncanakan dilaksanakan di kampung Folley. Namun masalah listrik menjadi salah satu faktor event yang pertama kali diadakan di Misool oleh pemerintah kabupaten Raja Ampat tersebut harus dipindahkan ke kampung Harapan Jaya.
Robert Nikson Moom, salah satu tokoh pemuda kampung Folley dalam ugahan status facebooknya, Sabtu (23/11/2019) siang mengatakan kekecewaannya terhadap pemasangan meteran listrik tersebut. Dalam ugahannya Nikson mengatakan hari itu Pembukaan Festival Pesona Misool di kampung Harapan Jaya dilakukan.
“Hari ini kampung Harapan Jaya diramaikan dengan acara festifal. Yang seharusnya acara ini berada di kampung Folley. Namun karena beberapa alasan tertentu maka acara ini harus di pindahkan. Beberapa alasan diantaranya adalah: 1. Penerangan, 2. Pelabuhan, 3. Jalan,” ujarnya.
Nikson yang di hubungi via WhatsApp Minggu (24/11/2019) sore membenarnya adanya kegiatan tersebut. Ia menggarisbawahi poin pertama, yaitu tentang penerangan/listrik. Menurutnya, masalah listrik dan kinerja PLN sangatlah menarik untuk dibahas.
“Namun yang paling penting untuk digarisbawahi adalah poin pertama alias listrik. Yang menarik untuk di bahas,” tuturnya.
Lanjutnya, PLN di Kampung folley sudah masuk dalam perencanaan pemerintah kabupaten Raja Ampat. Masuknya PLN di kampung Folley rencananya diresmikan secara bersamaan dengan dua kampung lainnya yaitu, kampung Fafanlap dan Usaha Jaya.
“PLN Folley yang pada saat itu sudah masuk dalam perencanaan untuk diresmikan bersamaan dengan dua kampung lainnnya. Yaitu kampung Fafanlap dan Usaha Jaya. Kenyataan tidak demikian,” keluhnya.
Ia menjelaskan, Pemerintah kampung telah membiayai pihak ketiga atas nama Kamalun Sangaji. Dengan jumlah sesuai rincian Biaya Penyambungan Meteran Listrik Kampung Folley, sebesar 159.312.500. Dengan rincian :
96 unit rumah dengan harga per unit rumah sebesar 1.695.500.
“Yang dibagi dalam dua pembiayaan. Yaitu instalasi di 96 unit rumah, dan itu sudah selesai dikerjakan. Serta pemesangan meteran dengan biaya berkisar 159.312.500. Inilah yang belum dikerjakan. Dimana dana kampung sebagai sumber dana pemasangan tersebut sudah diselesaikan oleh pihak pemerintah kampung kepada pihak ketiga. Dengan perjanjian akan diserahkan ke PLN. Untuk selanjutnya PLN yang melakukan pemasangan meteran dan lain-lain,” tambahnya.
Nikson mengaku, hingga bulan Juni, meteran tak kunjung dipasang. Atas desakan masyarakat dan distrik, maka kepala distrik mengambil inisiatif untuk mendiskusikan hal tersebut dengan Kamalun Sangaji. Dasilnya adalah dibuat surat perjanjian yang ditandatangani oleh kepala distrik Misool Timur dengan Kamalun, yang isinya di minggu kedua bulan Agustus dirinya beserta timnya dan pihak PLN akan melakukan proses pemasangan meteran.
“Namun sampai dengan saat janji hanya tinggal janji. Semua.bukti sudah sangat jelas. Dan pada waktunya jika tidak ada itikad baik, maka masalah ini akan sampai pada pihak yang berwajib,” tutup Nikson. (HSG)