HARIANNKRI.COM – Tim kesehatan Covid-19 RSUD Blambangan Banyuwangi memberi hiburan para pasien di ruang isolasi dengan beragam kegiatan. Salah satunya dengan mengajak berkaraoke bersama.
Sebagai mana pada video viral yang telah beredar, nampak seorang petugas dengan alat pelindung diri (APD) lengkap mengajak para pasien di ruang isolasi untuk bernyanyi dan bergoyang mengikuti irama lagu India. Meski awalnya malu-malu, para pasien terlihat gembira, dengan ikut bergoyang pelan mengikuti irama musik. Para pasien tetap duduk di tempat tidurnya masing-masing. Sedangkan petugas menghampiri satu per satu bed sambil mengajak bernyanyi layaknya musisi di sebuah konser.
“Karena ingin menghibur pasien yang kejenuhan, petugas menawarkan mereka untuk karaoke. Lalu salah satu pasien mintanya diputarkan lagu India,” kata dr Roudhotul Ismailya Noor SpPK, salah satu dokter dalam tim Covid-19 di RSUD rujukan Banyuwangi tersebut, saat dihubungi melalui percakapan selular, Jumat (24/4/2020).
Permintaan itu kemudian dikabulkan, dan lagu India sesuai permintaan pasien diputar lewat youtube dari ruang sebelah. Dokter Emil mengatakan, sejumlah pasien PDP yang berada di ruang isolasi RSUD Blambangan tersebut mulai mengalami kejenuhan. Beberapa di antaranya secara klinis sudah sehat dan telah berada di ruang isolasi selama lebih dari sepekan.
>Sebelumnya biasanya kami juga memutarkan tausiyah keagamaan untuk memberikan siraman rohani dan memotivasi mereka. Karena selain jenuh, beberapa pasien juga mengalami kondisi psikologi yang tertekan,” tambah Emil sapan akrab dokter Roudhotul Ismailya Noor. SpPK.
Sementara itu psikolog RSUD Blambangan Betty Kumala Febriawati membenarkan hal tersebut. Saat pertama kali mendampingi pasien PDP yang diisolasi, selain jenuh, pasien rata-rata dilanda kecemasan. Baik cemas dengan kondisi kesehatan tubuhnya hingga cemas dengan stigma masyarakat terhadap mereka.
“Kami memberikan semangat agar mereka tetap optimistis. Kami dorong agar fokus dulu pada kesehatannya agar imunitas tubuh terdongkrak. Untuk masalah stigma tidak perlu dipikirkan dulu. Kami yakinkan jika penyakit ini bukanlah aib dan bisa disembuhkan,” kata alumnus Magister Profesi Psikologi Universitas Airlangga Surabaya itu.
Ia pun merasa bersyukur karena usaha kecil mereka berdampak positif.
Alhamdulillah beberapa pasien yang tadinya terlihat murung, lemas, jadi lebih bersemangat. Yang tadinya hanya tiduran, jadi mau duduk. Bahkan sampai tertawa gembira selama konseling berlangsung,” ucap Betty yang memberikan konseling dua kali dalam sepekan. (BUT)