Lockdown, Ramadhan dan Menjadi Manusia Pembelajar. Opini Soleh M

Lockdown, Ramadhan dan Menjadi Manusia Pembelajar. Opini Soleh M

Lockdown, Ramadhan dan Menjadi Manusia Pembelajar. Oleh: Soleh bin Mursin, Penulis & Pembelajar.

Dahsyat Luar biasa dan Menakjubkan, melakoni Puasa Ramadhan tahun ini. Pasalnya, Kita semua menjalankan Ibadah Puasa Ramadhan dalam situasi intaian Covid19.

Kita sendiri tidak tahu bentuk dan wujudnya Covid19 itu seperti apa. Tapi sudah bikin parno. Kita dibuat begitu tegang. Bahkan sangat reaktif.

Ada video yang dikirim ke saya sangat lucu. Divideo itu ada Pasukan Tentara yang sedang berbaris apel di Markas. Bubar hanya karena temennya di belakang yang terlambat baris bersin.

Begitu Parno. Iya. Bahkan sangat Parno. Tapi mau dikata apa. Karena itu menurut Beliau-beliau yang diatas merupakan standar kesehatan Covid19. WHO yang bilang gitu.

Kita Rakyat ya ikut aja. Apapun yang diperintahkan dan diarahkan oleh Beliau-beliau di atas. Meskipun dampak dari perintah dan arahan beliau-beliau diatas sungguh sangat menyulitkan kita sebagai rakyat.

Tapi lagi-lagi apa mau dikata. Kita hanya pasrah nerima saja. Ya, hanya bisa menerima segala kehendak Nya. Melalui ulil Amri yang bertanggung jawab, kita berharap semoga Tuhan menyelamatkan segenap rakyat Bangsa Indonesia dari Covid19.

Untungnya. Sekali lagi, untungnya Lockdown berbarengan dengan Bulan Ramadhan. Jadi sepertinya klop banget. Seperti cangkir ketemu tutupnya. Seperti baut ketemu murnya.

Apa artinya, kalau kita berpandangan positif, inilah cara Tuhan mendidik kita secara serius. Ramadhan adalah bulan Pendidikan Ruhani. Siapapun yang lulus Melakoni Amaliah Ramadhan pasti dapat predikat Manusia Taqwa. Dan dapat bonus Laelatul Qodr. Dahsyat kan.

Tapi di bulan Ramadhan ini juga, godaannya banyak banget. Terutama masalah bisnis. Ramadhan bagi Kaum Kapitalis, merupakan momen yang pas untuk mengambil keuntungan segede-gedenya. Sepuas-puasnya. Sebesar-besarnya. Karena pasti dagangan yang ditawarkan akan ada yang beli.

Sudah mafhum kita, Lebaran identik dengan baju baru, sepatu baru, semua serba baru. Termasuk hidangan pun harus menyesuaikan dengan performa kita. Kalaupun kagak mampu ya dimampu-mampuin.

Tapi di zaman Covid19 ini, semua aksesoris yang selalu menyertai ramadhan tidak terlihat secara vulgar. Meskipun pasar2 masih ramai. Orang-orang masih hilir mudik bergerak untuk tetap bisa survive.

Saya pribadi, berpandangan Positif saja. “Lockdown” di bulan Ramadhan ini pasti ada hikmah yang Tuhan akan kasih kepada Umat Islam dan bangsa Indonesia yang sedang melakoni Ibadah Puasa Ramadhan.

Ya paling tidak, kalau kita bisa memenej waktu dengan disiplin digunakan kepada hal-hal yang positif pasti akan ada hasilnya.

Banyak koq yang menawarkan Seminar online, motivasi online, bimbingan bisnis online, bisnis online dst. Kita tinggal pilih saja mana yang suka dan mau.

Saya sendiri dan keluarga di zaman Lockdown selama Ramadhan ini, lebih memilih belajar dzikir Laa Ilaaha illa Allah dan mengajarkan kepada Anak-anak saya. Karena berdzikir merupakan cara yang mudah dan efektif Membenahi Ruhani. Membangun benteng Ruhani. Sambil tetap menjalankan hobi menulis saya.

Semoga saja Lockdown di bulan ramadhan ini ada hasil akhirnya yang kita dapat. Paling minimal, Kita menjadi Manusia Pembelajar.

Sedangkan menjadi Manusia Pembelajar merupakan anak tangga penting untuk menjadi Manusia Taqwa.

Dengan Berdzikir Laa Ilaaha illa Allah, Lockdown Tetap Ceria.

Loading...