HARIANNKRI.ID – Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI Mulyanto menyebut isi pidato Presiden Jokowi lebih banyak berisi asumsi dan harapan, namun kurang berpijak pada kenyataan di lapangan di saat pandemi ini. Angka-angka asumsi yang disampaikan sangat optimistis, baik angka pertumbuhan ekonomi maupun tingkat pengangguran dan kemiskinan.
“Namun sayang, asumsi terhadap indikator penanganan Covid-19 sama sekali tidak diungkap. Semestinya Pemerintah menyampaikan secara jelas asumsi dan target-target indikator penanganan Covid-19, yang mendampingi asumsi atau target pembangunan ekonomi di tahun 2022,” kata Mulyanto di Jakarta, Senin (16/8/2021).
Wakil Ketua Fraksi PKS Bidang Industri dan Pembangunan ini menekankan penting hal tersebut. Menurutnya, di masa pandemi ini, asumsi-asumsi dan target pembangunan ekonomi saja tidak cukup tanpa didasarkan pada asumsi atau indikator penanganan pandemi.
“Karena faktor pandemi dan penanggulangan Covid-19 berpengaruh secara langsung dan signifikan bagi pencapaian target-target ekonomi,” ujar Mulyanto.
Doktor nuklir lulusan Tokyo Institute of Technology, Jepang tahun 1995 ini mempertanyakan komitmen Pemerintah yang memprioritaskan sektor kesehatan dibanding sektor lain. Menurutnya, jika Pemerintah berkomitmen, seharusnya Pemerintah sampaikan target dan rencana yang akan dilakukan.
Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI Mulyanto Sesalkan Tidak Ada Ungkapan Duka Pada Korban
Ia pun mencontohkan berapa asumsi sekaligus target positive rate covid-19 ini di tahun 2022. Ia menekankan, hingga hari ini positive rate kita tidak kurang dari 20 persen. Artinya, dari 5 orang yang dites, 1 orangnya positif covid. Padahal standar WHO itu di bawah 5persen.
Begitu pula target kasus positif harian yang sekarang ini masih di angka 25 ribuan kasus baru covid perhari. Termasuk juga jumlah kematian covid yang masih di atas angka seribuan orang per hari
“Ini kan masih sangat tinggi. Dan sayangnya, Pemerintah tidak menyampaikan target-target tersebut di tahun 2022. Bahkan sekedar menyampaikan ungkapan duka cita dan bela sungkawa kepada para korban pun tidak,” singgung Mulyanto.
Mulyanto menyebut Pemerintah kurang memperhatikan asumsi dan target penanggulangan Covid-19, padahal ini adalah asumsi penting yang mendasari tercapai atau tidaknya target-target ekonomi.
Belum lagi target proses penanganan Covid-19 seperti berapa target jumlah vaksinasi per hari; target testing covid per hari; target tracing Covid per satu kasus positif dll.
“Tanpa target penanggulangan Covid-19 maka asumsi dan target ekonomi tahun 2022 seperti asumsi dan target ekonomi pada masa yg normal bukan di masa pandemi. Ini cukup mengherankan. Katanya pemerintah punya perhatian yg tinggi bagi sektor kesehatan,” tutup Mulyanto. (OSY)