Anggota DPR RI: Bisa Kacau Jika Pekerja Pertamina Mogok Kerja

Anggota DPR RI: Bisa Kacau Jika Pekerja Pertamina Mogok Kerja
Salah satu aksi massa yang digelar oleh Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) beberapa waktu lalu

HARIANNKRI.IDAnggota Komisi VII DPR RI Mulyanto mengingatkan PT Pertamina (Persero) untuk segera berdialog dengan Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) yang mengancam akan melakukan mogok kerja pada Januari 2022. Bila ancaman tersebut benar dilaksanakan dikhawatirkan menimbulkan gejolak lebih luas di kalangan masyarakat.

Mulyanto meminta, PT Pertamina (Persero) segera membuka pintu dialog dan kompromi dengan pihak Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu. Kepada hariannkri.id ia menjelaskan, masalah hubungan industrial di PT Pertamina (Persero) tersebut harus segera diselesaikan.

Ia meminta para pihak yang berselisih mau berunding mencari jalan keluar terbaik. Pihak FSPBB dan Pertamina harus terbuka dan objektif membahas masalah yang ada. Jangan sampai masalah yang terjadi meluas menjadi masalah sosial.

“Kami mendesak Direksi Pertamina segera membuka dialog dan mencari jalan keluar atas masalah yang ada. Jangan sampai isu ini meluas dan mengganggu kepentingan masyarakat luas,” katanya, Jumat (24/12/2021).

Mantan peneliti di Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) ini menilai, tuntutan yang disuarakan FSPBB adalah hak buruh dan perlu dihargai. Karena itu Pertamina harus menanggapi tuntutan tersebut secara tepat.

“Kebutuhan masyarakat pada BBM itu sangat besar. Karena itu bila pasokannya terganggu karena seluruh karyawan Pertamina melakukan aksi mogok kerja, bisa dibayangkan kekacauan yang akan terjadi,” kata Mulyanto.

Mulyanto: Selesaikan Komunikasi dan Dialog Agar Pekerja Pertamina Tak Mogok Kerja 

Doktor nuklir lulusan Tokyo Institute of Technology di Jepang ini menjelaskan, berdasarkan informasi yang dirinya terima, poin dari masalah ini adalah buruh membutuhkan transparansi serta komunikasi yang baik dengan direksi.

Dia menyebut serikat pekerja menginginkan berbagai kesepakatan yang telah ditetapkan antara pihak direksi dengan karyawan bisa dijalankan, serta dikomunikasikan secara transparan.  Salah satunya adalah soal penggajian. Rencana pemotongan gaji di saat kondisi Pertamina untung ini tidak bisa dimengerti karyawan.

“Jadi intinya soal komunikasi dan dialog,” jelasnya.

Selain kesepakatan dan komunikasi, menurutnya tidak ada masalah lain. Sehingga mestinya bisa dirampungkan

“Jadi ini mestinya bisa diselesaikan. Jangan sampai terjadi mogok kerja. Yang rugi kita semua,” tutupnya. (OSY)

Loading...