HARIANNKRI.ID – Rangkaian observasi Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) selama 2 tahun menunjukkan agama Islam sangat mempengaruhi pilihan politik masyarakat. Faktor agama ini berpengaruh pada pilihan presiden maupun pilihan legislatif.
Hal ini diungkapkan Saiful Mujani pada program ’Bedah Politik bersama Saiful Mujani’ yang bertajuk ”Agama Penting bagi Pemilih di Pilpres?”. Program ini disiarkan melalui kanal YouTube SMRC TV, Kamis 13 Oktober 2022.
Saiful Mujani menyampaikan, sudah menjadi semacam keyakinan umum di masyarakat bahwa agama begitu penting mempengaruhi perilaku politik warga. Baik dalam pemilihan presiden maupun pemilihan legislatif. Bahkan ada yang menganggap agama adalah yang terpenting dari semua faktor yang bisa mempengaruhi perilaku warga dalam pemilihan umum.
Ia menjelaskan, ada perbedaan signifikan secara statistik antara perilaku politik pemilih Islam dan non-Islam. Saiful menjelaskan bahwa perbedaan yang signifikan secara statistik artinya bahwa adanya perbedaan itu penting atau riil ada di masyarakat. Proporsi warga yang beragama Islam sekitar 87,5 persen dan yang beragama selain Islam sekitar 12,5 persen.
“Agama ikut menentukan pemilih dalam pemilihan presiden dan pemilihan legislatif,” kata pendiri SMRC TV ini.
Signifikansi Agama Islam dan Non Islam Pada Pilihan Politik Pilpres
Berdasarkan data survei SMRC 2 tahun terakhir, lanjutnya, orang Islam cenderung memilih Anies Baswedan dibanding pemilih non-Muslim. Ada 24 persen dari tota pemilih Muslim yang mendukung Anies Baswedan, sementara yang non-Muslim hanya 17 persen.
“Perbedaan 24 dan 17 persen itu sangat signifikan, tidak bisa diabaikan. Hal yang sama terjadi pada Prabowo Subianto. Ada 33 persen pemilih Muslim yang memilih Prabowo Subianto dan yang non-Muslim 23 persen,” ujar Saiful Mujani.
Signifikansi Agama Islam dan Non Islam Pada Pilihan Politik Pileg
Sementara dari pemilih partai, secara umum pemilih yang beragama Islam dan yang tidak beragama Islam juga memiliki perbedaan yang signifikan dalam menentukan pilihan partai politik. Pemilih PKB hampir semuanya beragama Islam. 10 persen pemilih Muslim mendukung PKB, yang non-Muslim hanya 1 persen. Komposisi dukungan suara PKB yang hampir semuanya dari kalangan Islam berbanding terbalik dengan PDIP. PDIP didukung 22 persen dari pemilih Muslim, yang non-Muslim 48 persen.
“Walaupun proporsi dukungan kalangan non-Islam pada PDIP lebih besar, tapi dukungan dari kalangan Islam juga sangat besar. Yakni 22 persen dari total pemilih yang beragama Islam,” jelas Saiful Mujani.
Sementara, paparnya, Gerindra mendapatkan dukungan 11 persen pemilih Muslim, 4 persen non-Muslim. Golkar Muslim 11 persen, non-Muslim 8 persen. Nasdem 3 persen Muslim, 6 persen non-Muslim. PKS 5 persen Muslim, 0 persen non-Muslim. PPP 3 persen Muslim, 0 persen Non-Muslim. PAN 2 persen Muslim, 1 persen non-Muslim. Sementara Demokrat 7 persen Muslim, 4 persen non-Muslim.
“Partai-partai lain mendapatkan dukungan pemilih Muslim 4 persen dan 5 persen pemilih non-Muslim,” tutup Saiful Mujani. (OSY)