Study Tour SMPN 1 Mirit Diduga Jadi Ajang Bisnis

Study Tour SMPN 1 Mirit Diduga Jadi Ajang Bisnis
Study Tour SMPN 1 Mirit Diduga Jadi Ajang Bisnis

HARIANNKRI.ID – Program study tour SMPN 1 Mirit Kabupaten Kebumen Jawa Tengah diduga menjadi ajang bisnis kepala sekolah. Belajar membuat karya ilmiah menurut sejumlah wali murid tidak harus ke luar daerah, karena potensi wilayah Kebumen sendiri dirasa sangat besar.

Beberapa wali murid mengaku mengeluh atas beban biaya yang ditentukan per siswa sebesar 900 ribu rupiah. Kondisi ekonomi saat ini dirasa tidak memihak kepada kelas ekonomi menengah ke bawah. Namun hal tersebut seolah tidak menjadi pertimbangan besar oleh pihak SMPN 1 Mirit.

Keluhan tersebut disampaikan PA, salah satu wali siswa SMPN 1 Mirit. Ia mengeluhkan adanya Study Tour yang sampai ke luar propinsi (Jawa Tengah ke Jawa Timur) karena biayanya sangat besar. Belum lagi PA harus memberi uang saku anaknya. Kepada hariannkri.id, PA mengaku harus meminjam uang kesana-kemari supaya anaknya dapat ikut Study Tour seperti siswa yang lain.

“Kenapa Study Tour saja harus ke Malang Jawa Timur? Kok ga yang dekat saja. Coba bayangkan, ongkosnya saja 900 ribu rupiah. Belum uang sakunya. Sungguh sangat memberatkan bagi wali siswa yang kurang mampu seperti saya ini. Jujur saja, uang sakunya itu harus pinjam saudara. Sepertinya ini memang ajang bisnis demi meraup keuntungan secara pribadi atau apa,” kata PA di rumahnya, Sabtu (25/01/2025).

Ia merasa, hilang makna apa itu belajar bagi tingkat sekelas SMP. Karena harus membuat karya tulis tanpa menghiraukan dampak, terutama bagi wali siswa berpenghasilan minim. mereka harus memaksakan putra putrinya guna mengikuti program sekolah yang diyakini lebih ke hura-hura.

“Menurut kami dalam membuat karya ilmiah itu tidak harus jauh-jauh. Apalagi sampai menelan anggaran banyak. Sebenarnya, membuat karya ilmiah itu lebih mengena untuk mengenal wilayah sendiri. Itu tidak butuh biaya banyak,” tambahnya.

Senada, wali siswa YT mengatakan, belajar membuat karya ilmiah pada dasarnya bagaimana siswa dituntut untuk menyusun sebuah karya tulis yang runtun. terutama mengembangkan susunan kalimat yang sesuai fakta dan menarik serta dapat difahami dan dimengerti.

“Karya tulis itu bisa bertema sejarah sekolah, desa, pariwisata di Kebumen, atau tempat sejarah Kebumen itu sendiri. Sekarang sejarah Kebumen tidak faham kok harus diarahkan yang jauh dari Kebumen. Disini jelas motivasi dan tendensi dari program Study Tour SMPN 1 Mirit hanya hura-hura. Kenapa tingkat SMP saja sampai ugal-ugalan?” ujarnya di kediamannya, Sabtu (25/01/2025).

Dia berharap, dinas terkait tidak menutup mata atas program Study Tour SMPN 1 Mirit tersebut. Hal ini harus menjadi perhatian besar atas sekolah yang masih mengadakan study tour keluar daerah. YTmerasa seolah-olah sekolah tidak menunjukkan konsistensi akan belajar dan mengajar. Ke depan, ia meminta supaya tidak ada lagi study tour yang sangat membebani wali siswanya.

“Dinas jangan tutup mata. Kasihani wali siswa yang tidak mampu dengan adanya study tour. tolong untuk dihapus. Jikapun harus membuat karya tulis, cukup kenalkan potensi atau sejarah wilayah sendiri. Karena itu tidak merubah nilai belajar membuat karya ilmiah bagi siswa,” harapnya.

Tanggapan Pihak SMPN 1 Mirit Atas Program Study Tour ke Jawa Timur

Kepala Sekolah SMPN 1 Mirit, Tri Wahyuni membenarkan adanya kegiatan tersebut. Dia menyampaikan, study tour akan dilaksanakan pada Rabu 29 Januari 2025 dengan peserta siswa kelas VIII SMPN 1 Mirit. Tujuannya ke beberapa kota di Jawa Timur, dengan biaya sebesar 900 ribu rupiah per siswa.

“Memang benar, study tour kelas VIII SMPN 1 Mirit rencana akan dilaksanakan pada hari Rabu (29/01/2025-red). Dengan tujuan Malang, Madura, dan Surabaya. Bagi siswa yang ikut dikenai biaya sebesar 900 ribu rupiah,” terang Tri Wahyuni saat dikonfirmasi hariannkri.id di ruang tamu sekolah, Sabtu (25/01/2025).

Lanjutnya, dari jumlah siswa sekira 250 siswa kelas VIII SMPN 1 Mirit, yang akan ikut serta study tour ke Jawa Timur kurang dari 200 siswa. Bagi siswa yang tidak ikut, akan diminta membuat karya tulis di Wisata Edukasi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) di Balai Informasi dan Konservasi Kebumian Karangsambung, Jalan Karangsambung KM 19 Kebumen dengan biaya per siswa sebesar 300 ribu rupiah.

“Dari jumlah 250 siswa yang ikut hanya 180 anak. Siswa yang tidak ikut diarahkan membuat karya tulis di Wisata Edukasi BRIN di Balai Informasi dan Konservasi Kebumian di Karangsambung dengan biaya per siswa sebesar 300 ribu rupiah,” lanjutnya.

Perihal study tour ke luar provinsi, Kepala Sekolah SMPN 1 Mirit ini mengaku sudah meminta ijin tertulis ke Dinas terkait. Pihak sekolah saat ini juga sudah membuat surat pemberitahuan ke Polsek setempat akan adanya study tour. Namun saat dikonfirmasi surat ijin tertulisnya, Tri Wahyuni tidak dapat menunjukkan bukti tersebut, bahkan terlihat seperti kebingungan.

“Karena SMPN dibawah naungan Bupati dan dinas, maka terkait kegiatan study tour kami bersurat ke Kepala Dinas dan beliau sudah mengijinkan. Pihak sekolah juga membuat surat pemberitahuan ke Polsek wilayah sini juga. Lha kalau ditanya mana surat izin ke dinas atau surat dari dinas, ya berada disana, sekolah tidak memiliki filenya,” tutup Tri Wahyuni. (SND)

Loading...