HARIANNKRI.ID – Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Kebumen Jawa Tengah mengaku tidak bertanggungjawab atas program study tour di SMPN 1 Mirit yang dikabarkan menelan anggaran sampai ratusan juta rupiah. Jika terjadi pelanggaran atau tindakan melawan hukum, dipersilahkan bagi wali murid untuk melaporkan ke Aparat Penegak Hukum (APH).
Kepala Bidang (Kabid) SMPN Disdikpora Kebumen Martiyono menyampaikan, pihaknya hanya mengeluarkan surat edaran terkait kegiatan study tour. Keputusan untuk SMPN 1 Mirit mengadakan program tersebut, sepenuhnya menjadi tanggung jawab pihak sekolah.
“Dinas hanya mengeluarkan surat edaran saja. Jika sekolah mengadakan kegiatan study tour, maka tanggung jawab pihak sekolah. Dinas tidak bertanggungjawab,” terang Martiyono saat dikonfirmasi hariannkri.id di ruang kerjanya, Selasa (04/02/2025).
Lanjutnya, apabila di lingkup sekolah ada keluhan dengan wali siswa, maka pihak sekolah harus dapat menyelesaikan dengan baik. Adapun disana ditemukan pelanggaran maka Disdikpora Kebumen akan melakukan peneguran ke pihak sekolah tersebut. Jika wali murid merasa perlu penanganan APH, dipersilahkan untuk melapor.
“Jika ada keluhan dari wali siswa, maka sekolah harus menyelesaikan dengan baik, tapi jika disana memang ditemukan ada pelanggaran maka kami akan melakukan peneguran,” lanjutnya.
Perihal study tour yang dilakukan SMPN 1 Mirit, ungkapnya, semua harus melalui mekanisme yang ada. Jangan sampai program tersebut menjadi beban, khususnya biaya, bagi wali siswa.
“Sebelum melaksanakan kegiatan itu sekolah harus rapat terlebih dahulu dengan wali siswa. Jangan sampai hal itu jadi beban wali siswa. Tapi jika sudah ditegur, dan diingatkan masih ngeyel silahkan laporkan ke Polisi (APH-red) tidak apa-apa,” ujarnya.
Martiyono menegaskan, pihaknya tidak menerima dalam bentuk apapun dari kegiatan study tour SMPN 1 Mirit. Termasuk kabar bahwa ada dana bagi hasil (DBH) dari pihak sekolah yang mengalir ke Disdikpora Kebumen.
“Kami tidak menerima uang atau apapun dari kegiatan study tour sekolah SMPN 1 Mirit,” tegasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, program study tour SMPN 1 Mirit Kabupaten Kebumen Jawa Tengah diduga menjadi ajang bisnis kepala sekolah. Belajar membuat karya ilmiah menurut sejumlah wali murid tidak harus ke luar daerah, karena potensi wilayah Kebumen sendiri dirasa sangat besar.
Beberapa wali murid mengaku mengeluh atas beban biaya yang ditentukan per siswa sebesar 900 ribu rupiah. Kondisi ekonomi saat ini dirasa tidak memihak kepada kelas ekonomi menengah ke bawah. Namun hal tersebut seolah tidak menjadi pertimbangan besar oleh pihak SMPN 1 Mirit. (SND)