HARIANNKRI.ID – Pergantian Dekan Fakultas Hukum Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga per 1 Mei 2025 memicu kontroversi civitas akademika dan alumni. Hanya terpaut sehari, ratusan mahasiswa beserta dosen menggelar demo di area kampus dan melakukan longmarch ke Gedung Rektorat.
Dari berbagai sumber yang dihimpun, pergantian Dekan Fakultas Hukum yang terjadi dinilai tidak lazim. Pasalnya, pergantian dilakukan berdasar Surat Keputusan (SK) Rektor per tanggal 30 April 2025 yang disebut-sebut dikeluarkan pada pukul 23.00 WIB. SK Rektor tersebut berlaku pada 1 Mei 2025. Sejumlah pihak berpendapat, penggantian itu tidak mencerminkan nilai-nilai Satya Wacana yang mengedepankan keadilan dan moralitas.
Salah satu alumni Fakultas Hukum UKSW Salatiga, Dr Nicholay Aprilindo menuturkan, SK Rektor tersebut dinilainya janggal. Jarak waktu ditetapkan dan diberlakukan SK Rektor tentang baginya terlalu singkat.
“Terkesan terburu-buru gitu loh. Masa antara ditetapkan dan diberlakukannya cuma 1 jam. Ini ada apa? Jangan-jangan ada sesuatu. Karena bukan rahasia lagi kalau internal UKSW Salatiga kurang harmonis,” kata Nicholay kepada hariannkri.id, Sabtu (03/05/2025).
Pria yang saat ini menjadi Direktur Jenderal (Dirjen) Instrumen dan Penguatan Hak Asasi Manusia (IP HAM) Kementerian HAM ini mengaku menyayangkan “insiden” pergantian dekan Fakultas Hukum terjadi ditengah keretakan internal UKSW.
“Menghadapi kisruh yang dibuat oleh oknum-oknum tertentu terhadap Fakultas Hukum UKSW Salatiga dengan melakukan pergantian Dekan FH (Fakultas Hukum-red) beserta jajarannya secara provokatif. Justru hal tersebut memperuncing masalah dan perpecahan di dalam UKSW Salatiga,” ujarnya.
Selaku alumni FH UKSW Salatiga, Nicholay berharap pemimpin memahami kondisi internal universitas Kristen pertama di Indonesia ini.
“Untuk itu sebagai Alumni FH UKSW, saya berharap pihak Rektor UKSW seharusnya dewasa dan bijak dalam menyelesaikan persoalan-persoalan di UKSW khususnya di FH UKSW. Bukan malah ikut andil dalam kekisruhan tersebut dengan melakukan tindakan kontra produktif,” tegasnya.
Hariannkri.id mencoba mengkonfirmasi hal ini kepada Rektor UKSW Prof Intiyas Utami. Hingga berita ini ditayangkan, yang bersangkutan belum memberikan jawaban. (OSY)