HARIANNKRI.COM – Tiga tahun lebih sudah aktifitas kegiatan buruh-buruh bagasi dan bongkar muat Pelabuhan Raha kabupaten Muna Sulawesi Tenggara yang berjumlah sekitar 700 orang berjalan. Namun sampai saat ini, masih terkedala dengan wadah asosiaai dan koperasi buruh.
Pernyataan yang dilontarkan oleh sejumlah buruh ini, menyayangkan wadah yang belum terbentuk. Dikhawatirkan jika dikemudian hari terjadi sesuatu hal yang tak diinginkan. Mereka akan kebingungan harus mengadu kepada siapa. Hal ini dikuatkan oleh koordinator lapangan buruh pelabuhan Raha Donny Gustaf Mustamu kepada suaramerdeka.id, saat mengatur buruh pada pemberangkatan kapal Malam di Pelabuhan Raha, (9/5/2019).
“Bukan itu saja, yang menjadi masalah, sampai sekarang ini, kami belum terdaftar pada asuransi jaminan tenaga kerja. Bahkan pakaian seragam burupun sampai saat ini belum jelas,” kata Donny Gustaf.
Lanjut Donny, mewakili para buruh Pelabuhan Raha, ia mendesak pihak pengelolah agar segerah membentuk wadah ini. Selama ini, pihak Kepolisian polsek KP3 dan Kementrian perhubungan selalu sigap mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan sehingga tudak terjadi apa. Namun ia menyadari para buruh tidak bisa terus mengandalkan kebaikan orang lain. Mereka harus punya wadah yang mampu menaungi nasib para buruh.
“Bahwa yang menjadi keraguan, bagaimana jika ada buruh yang mendapatkan kecelakaan saat mengangkat barang dan butuh biaya rumah sakit. Bagaiman jika ada buruh yang membutuhkan pinjaman usaha dan pengobatan. Apakah akan meminjam pada rentenir?” keluh lelaki yang kerap memperjuangkan para buruh Pelabuhan Raha. (MAC)