HARIANNKRI.ID – Untuk kesekian kalinya, ratusan warga sekitar PLTU Batang menggelar aksi meminta penjelasan ke PT Bhimasena Power Indonesia (BPI) terkait pemecatan 10 tenaga lokal beberapa waktu lalu. Mereka mendesak agar oknum staff yang diduga aktor intelektual atas insiden tersebut dihadirkan.
Pada aksi tersebut, perwakilan warga sekitar PLTU Batang, Darsani meminta sejumlah perwakilan perusahaan Jepang konsorsium PR BPI untuk hadir. Ia menekankan, bagi perwakilan yang berasal dari Jepang, hasil dialog yang terjadi nantinya akan diteruskan ke Kedutaan Jepang.
Wakilnya J Power harus hadir di sini. Termasuk wakilnya Adaro, bapak Budi Suyanto kita ajak dialog di sini. Kalau sudah diajak dialog, yang Jepang kita wadhul ke (adukan-red) kepada Kedutaan Besar Sebab Kedutaan Besar sudah mengasih peringatan untuk segera menyelesaikan permasalahan PLTU yang ada di Batang. Jangan sampai masyarakat dirugikan,” kata Darsani, Kamis (15/9/2022).
Lanjutnya, aksi kali ini adalah lanjutan aksi sebelumnya yang meminta PT BPI menghadirkan AR yang dituding sebagai aktor intelektual pemecatan 10 tenaga lokal. Ia juga menekankan, pada aksi-aksi sebelumnya, PT BPI tidak bisa memenuhi tuntutan warga, menghadirkan AR menemui warga yang menggelar aksi.
“Untuk hari ini, seperti demo yang terakhir, bapak AR harus hadir untuk dialog. Kalau lagi pak AR gak bisa hadir, yang setingkat di atasnya pak AR. Orang Jepang juga. Kita suruh datang ke sini. Suruh berdialog dengan kita,” ujarnya.
Kepada warga yang menggelar aksi, Darsani mengaskan, pada aksi kali ini, titik penyampaian aspirasi hanya dilakukan di depan maingate PLTU Batang. karena tujuan aksi kali ini khusus untuk bertemu dengan orang yang disebutnya punya kuasa atas tenaga kerja PT BPI.
“Aksi hari ini tidak ke tanah wakaf. Sebab kita nunggu-nunggu yang namanya pak Agus Ramanta. Pak Agus Ramanta itu yang mengatur tetek bengeknya tenaga kerja yang ada di PLTU. Makanya nanti kita minta keterangan pada beliaunya,” tegas Darsani. (OSY)