HARIANNKRI.ID – Pilihan tebak-tebakan minyak langka Menteri Perdagangan mudur atau minyak mahal Mendag berhenti adalah pilihan yang sama-sama tidak enak. Karenanya, jangan memberi tebak-tebakan serupa jika diucapkan untuk menutupi ketidak mampuan dalam bekerja.
Hal ini disampaikan anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto menyikapi tebak-tebakan Mendag Muhammad Lutfi kepada emak-emak. Tebak-tebakan “emak-emak pilih mana minyak murah tapi kosong atau minyak mahal tapi banyak” adalah hal yang dianggap Mulyanto tidak masuk akal.
“Mereka (emak-emak -red) pasti jawabnya mesem-mesem aja. Sebab dua-duanya adalah pilihan yang tidak mereka sukai. Kalau begitu emak-emak juga bisa ngajak tebakan untuk Pak Mendag, pilih mana minyak langka Pak Mendag mundur atau minyak mahal Pak Mendag berhenti?” kata Mulyanto di Jakarta, Rabu (23/3/2022).
Tebak-tebakan tersebut disebut Mulyanto sebagai jurus untuk berkelit dari apa yang pernah diucapkan Menteri Perdagangan. Ia meminta Lutfi untuk segera menepati janji akan mengungkap nama pengusaha minyak goreng nakal pada Senin (21/3/2022) lalu. Saat itu Muhammad Lutfi berjanji akan mengumumkan nama dimaksud dalam waktu 1 sampai 2 hari.
Mulyanto pun meminta Menteri Perdagangan konsekuen dengan semua pernyataan yang pernah disampaikan kepada masyarakat. Jangan sampai semua ucapannya sekedar gaya-gayaan agar terkesan serius menangani masalah minyak goreng.
“Karena faktanya, hingga hari ini harga minyak goreng masih tinggi,” imbuhnya.
Mulyanto: Tepati Janji Atau Menteri Perdagangan Mundur
Mulyanto menambahkan, sekarang ini masyarakat sedang menunggu penataan minyak goreng curah sesuai HET. Jangan sampai minyak goreng jenis ini juga langka karena tersedot ke industri atau diolah lagi jadi migor kemasan.
“Janji Mendag, dalam waktu seminggu, penataan niaga migor curah ini sudah beres. Termasuk juga janji Ramadhan barang-barang kebutuhan pokok akan terkendali,” ujarnya.
Kali ini, Mulyanto menegaskan, Menteri Perdagangan harus benar-benar menepati janjinya. Jangan sekedar omong kosong namun tidak punya arti apa-apa. Jika Lutfi menemukan masalah dalam proses penataan tata niaga minyak goreng ini, seharusnya disampaikan ke presiden dan DPR. Agar presiden dan DPR dapat mengambil keputusan.
“Mendag jangan diam dan sekedar pura-pura kerja. Kalau tidak mampu selesaikan masalah ini sebaiknya Mendag mundur,” tegas Mulyanto. (OSY)