Pilkada Raja Ampat. Opini Hizkia Samagita

Pilkada Raja Ampat. Opini Hizkia Samagita
Hizkia Samagita Pemuda Petani Sagu

Pilkada Raja Ampat. Oleh: Hizkia Samagita, Pemuda Petani Sagu.

KPU RI telah merilis di berbagai media terkait sejumlah daerah di indonesia yang melaksanakan pilkada serentak pada 23 september 2020 mendatang.

Dalam rilisnya, Ketua KPU Arif Budiman pada situs otda.kemendagri Senin 8 juli 2019, Arief mengatakan pemilihan kepala daerah akan digelar pada 23 September 2020 mendatang. Tanggal tersebut ditentukan usai rapat pleno yang telah dilakukan KPU sebelumnya.

Dalam rilis KPU RI tersebut terdapat 270 daerah dengan rincian 9 provinsi, 224 kabupaten, dan 37 kota.

Papua Barat turut mengikut sertakan 9 kabupaten di wilayahnya dalam pilkada serentak 2020 pada september nanti.

Dalam rilis KPU RI pada media CNNIndonesia (11/9/2019) disebutkan 9 daerah di Papua Barat yang turut serta dalam pesta politik 5 tahunan itu, diantaranya :

1. Kabupaten Pegunungan Arfak

2. Kabupaten Manokwari Selatan

3. Kabupaten Sorong Selatan

4. Kabupaten Raja Ampat

5. Kabupaten Kaimana

6. Kabupaten Teluk Bintuni

7. Kabupaten Fakfak

8. Kabupaten Teluk Wondama

9. Kabupaten Manokwari

Kabupaten Raja Ampat masuk dalam 9 kabupaten di provinsi papua barat yang secara serentak melaksanakan pemilihan kepala daerah 2020 yang digelar secara serentak itu.

Dari hasil pemilihan legislatif di kabupaten raja ampat, hanya dua dari sekian banyak partai politik di kabupaten Raja Ampat yang bisa mengusung bakal calonnya dalam pesta demokrasi 5 tahunan itu. Dua partai tersebut adalah partai dengan perolehan kursi terbanyak di DPRD Raja Ampat dan partai dengan perolehan suara terbanyak kedua.

Sebut saja partai Demokrat, partai berlambang bintang ini memperoleh 9 kursi sekaligus dan berhasil mencatatkan namanya sebagai partai pemenang pemilu terbesar di indonesia untuk tingkat DPRD Kabupaten/Kota.

Di posisi kedua, partai berlambang beringin tak mau kalah. Partai berlambang beringin ikut mencatatkan namanya sebagai partai pemenang kedua pada pileg 2019 lalu dengan memperoleh 4 kursi.

Namun tidak menutup kemungkinan masih ada satu perahu yang diparkir. Perahu tersebut penulis memberi nama perahu independent.

Dengan demikian tak ada kotak kosong di pilkada Raja Ampat 2020. Hal ini mendasar, karena partai berlambang beringin secara terang-terangan di media sosial telah merilis 5 pasangan yang telah mengembalikan berkas pendaftaran kepada panitia seleksi partai Golkar kabupaten Raja Ampat.

Dari pantuan penulis di berbagai media, partai demokrat sebagai partai pemenang pemilu di kabupaten Raja Ampat terlihat santai. Bupati Abdul Faris Umlati (AFU) sebagai incumbent terlihat diam dan memilih untuk melakukan kegiatan sosial lainnya.

Dari berbagai informasi di media online, AFU terlihat dalam pembukaan Festival Gemarikan yang baru saja ditutupnya beberapa hari lalu di Waisai, Sebelumnya, AFU juga menghadiri peresmian rumah ibadah di jemaat Elim Magey sekaligus menghadiri raker Klasis Raja Ampat Selatan di jemaat yang sama.

Dalam waktu yang tidak terlalu lama, Bupati AFU di rencanakan memghadiri dan membuka salah satu ivent Nasional Festival Pesona Misool di Kampung Harapan Jaya – Distrik Misool Selatan.

Kita perlu berkaca pada pemilihan sebelumnya, dimana partai penguasa (partai Golkar) yang dipimpin Markus Wanma (almarhum). Marinda (Markus Wanma – Indah Arfan) mampu memimpin dua periode sekaligus secara berturut-turut. 

Hal inilah yang dipikirkan sekarang. Apakah AFU sebagai incumbent yang di usung partai Demokrat mampu mengambil alih kepemimpinan dua periode tersebut?

Mengakhiri opini saya ini, saya mau mengutip sedikit kata dari berbagai buku yang pernah saya baca. “Air Yang Tenang Menghanyutkan”.

Apakah hal ini kembali terjadi pada partai Demokrat yang mampu mengambil alih kemudi kepemimpinannya di Raja Ampat. Kita tunggu saja 23 September 2020 yang menjawabnya.

Loading...