Seberapa Vital Suara Anggota NU Jawa Timur Pada Pilpres?

Seberapa Vital Suara Anggota NU Jawa Timur Pada Pilpres?
Ilustrasi artikel berjudul "Seberapa Vital Suara Anggota NU Jawa Timur Pada Pilpres?"

HARIANNKRI.ID –  Berbicara mengenai NU tidak bisa dilepaskan dari Jawa Timur. Secara historis, Nahdlatul Ulama lahir di Jatim. Tokoh-tokohnya juga berasal dari sana.

Menurut Pendiri Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Prof. Saiful Mujani, secara teoretik, civil society bisa punya pengaruh pada politik. Mereka bisa menjadi social network yang memperantarai warga negara dengan masyarakat politik atau partai politik. Kelompok masyarakat sipil bisa menjadi semacam jembatan antara warga negara dengan partai politik.

“Dalam hal ini, NU bisa berperan seperti itu. Apalagi di Jawa Timur,” kata Saiful di kanal YouTube SMRC TV, Kamis (12/10/2023).

Lanjutnya, NU sendiri pernah menjadi nama partai politik. Karena itu, Nahdlatul Ulama dengan politik memiliki hubungan yang agak erat. Ada upaya untuk mencoba mendiferensiasi antara wilayah politik dan wilayah masyarakat atau keagamaan, terutama belakangan di mana Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquq, sangat keras soal ini. Namun dalam studi Pemilu atau perilaku pemilih, selalu dipertimbangkan pengaruh aspek sosial pada politik.

“Seberapa penting Nahdlatul Ulama? Di tingkat nasional, publik yang mengaku sebagai anggota NU (aktif maupun tidak aktif-red) sekitar 20 persen. Keanggotaan organisasi, menunjukkan kedekatan yang lebih kuat karena terlibat langsung dalam organisasi,” ujarnya.

Saiful menuturkan, dalam survei SMRC, September 2023, di Jawa Timur, yang mengaku sebagai anggota aktif Nahdlatul Ulama sebesar 16,8 persen, yang mengaku anggota tapi tidak aktif sebanyak 31,6 persen, yang bukan anggota 51,2 persen, dan tidak jawab 0,4 persen. Jika dijumlahkan antara anggota aktif dan tidak aktif, jumlahnya sekitar 48,4 persen.

Ia menyebut, massa Nahdlatul Ulama sangat besar. Secara proporsional, presentase massa Nahdlatul Ulama di Jawa Timur dua kali lebih besar dibanding nasional sebanyak 20 persen.

“NU di Jawa Timur sangat besar. Yang mengaku sebagai anggota NU di Jawa Timur sekitar 48,4 persen. Kalau diberi pertanyaan yang lebih longgar misalnya apakah Anda bagian dari jamaah NU, mungkin yang menjawab ya akan lebih besar lagi, bisa di atas 50 persen,” jelas Saiful.

Karena besarnya Nahdlatul Ulama, Saiful melihat ini sebenarnya peluang untuk PKB membesar.

“Kalau PKB hanya mencurahkan perhatiannya untuk melayani NU, bahkan hanya di Jawa Timur, itu sudah besar. Karena itu, menurut dia, partai politik yang lain juga tertarik untuk dekat dengan NU karena begitu besarnya organisasi ini,” jelas Guru Besar Ilmu Politik UIN Jakarta tersebut.

Saiful menyatakan bahwa preferensi politik warga Nahdlatul Ulama di Jawa Timur mirip dengan aspirasi umumnya warga Jawa Timur dalam pilihan presiden.

“Di Jawa Timur, baik warga NU maupun bukan jamaah Nahdlatul Ulama kebanyakan memilih Ganjar. Sentimen politik orang NU dan orang Jawa Timur secara keseluruhan kurang lebih sama,” jelas Saiful.

Warga Nahdlatul Ulama secara umum menyebar di daerah Tapal Kuda atau pesisir. Sementara yang bukan, lebih dominan di wilayah pegunungan. Namun karena sangat besar, warga yang bukan Nahdlatul Ulama juga cukup familiar dengan Nahdlatul Ulama yang sangat besar. (OSY)

Loading...