HARIANNKRI.COM – Dalam rangka menyambut Hari Pahlawan 10 November, Pengurus Pusat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia menggelar Dialog Interaktif Indonesia Darurat Pahlawan di Student Centre PP GMKI, Jln. Salemba 10, Jakarta Pusat pada hari Sabtu, (10/11/2018).
Hadir sebagai pemantik Dialog, tokoh kebangsaan Indonesia, Franz Magnis Suseno. Ia menilai kepahlawanan di negera ini harus dilihat dari masih adakah negarawan sebagai pemersatu bangsa ditengah gempuran Intoleransi. Romo Magnis pun mengatakan bahwa sosok Leimena dan Gus Dur merupakan negarawan tersebut.
Romo Magnis juga percaya bahwa kemajemukan Indonesia di satu sisi bisa membuat negara kuat. Tetapi di sisi lain sangat rentan untuk diadu domba termasuk menggunakan ujaran kebencian dan berita bohong. Apalagi ada kepentingan politik atau kelompok radikal di belakangnya.
“Ini menjadi tantangan berat bagi bangsa Indonesia, tapi saya optimistis kita pasti bisa karena kemajemukan dan perbedaan inilah yang membuat Indonesia kuat, asalkan semua bisa saling menerima dan menghormati, soal persatuan belajar dari Johannes Leimena dan Gus Dur ” kata Romo Magnis dalam dialog interaktif tersebut.
Di hari Pahlawan ini Ia meminta semua elemen masyarakat agar memperkuat sikap saling menerima dan menghormati segala perbedaan yang ada pada bangsa ini, dan tidak membiarkan kebencian merusak persatuan.
“Kita sudah membangun bangsa ini dengan harmoni dan solidaritas yang baik. Mari kita tidak mengizinkan kekerasan dan kebencian sekelompok kecil orang yang ingin merusak persatuan ini,” tutur Romo Magnis.
Ia meminta semua pihak untuk bisa menahan diri dan membuang perasaan menang sendiri, termasuk saat beraktivitas di dunia maya dan internet.
“Mari saling menerima, menghormati, menghargai, mendukung, dan mencintai, supaya Indonesia tetap menjadi negara adil dan berperikemanusiaan,” kata Direktur Pascasarjana Sekolah Tinggi Filsafat Driyakarya ini.
Selain Romo Magnis, turut hadir juga sebagai pembicara dari masing-masing perwakilan pengurus nasional Kelompok Cipayung. Ada bung Alfi Hafidh Ishaqro selaku Ketua Bidang Akreditasi PB PMII, Clance ‘Teddy’ Kumaat selaku Sekjend DPP GMNI, Edy Sofyan selaku Wasekum PAO PB HMI, dan Irfan Ahmad Fauzi selaku Ketua Umum PP KAMMI 2018 – 2020.
Dalam dialog tersebut, masing–masing pembicara turut mengajak pemuda untuk aktif merawat keutuhan NKRI. Walau berbeda-beda pandangan. Para narasumber dalam dialog ini sepakat bahwa jiwa kepahlawanan generasi kekinian harus ditunjukkan dengan cara yang kekinian juga. Metodenya bisa tidak sama dengan apa yang dilakukan para pahlawan pendahulu. Namun tujuannya sama, yaitu untuk masa depan Indonesia yang dicita-citakan bersama.
Rangkaian dialog diakhiri oleh Ketua Umum PP GMKI 2018 – 2020, Korneles Galanjinjinay, yang juga bertindak sebagai narasumber. Ia meminta agar pemuda menjadi pahlawan di era milenial dengan mereformasi gerakan tanpa menghilangkan semangat persatuan dan kesatuan bangsa.
“Pemuda, khususnya di hari peringatan Hari Pahlawan harus mampu mereformasi diri sesuai perkembangan jaman. Tanpa harus mehilangkan semangat persatuan dan kesatuan yang telah wariskan Pahlawan sebelumnya. Seperti Johannes Leimena dan Mohammad Natsir,” tutup Korneles Galanjinjinay. (MIL)