HARIANNKRI.COM – Dewan Pakar ICMI Pusat ikut bicara tentang ramainya penolakan terhadap ide Islam Nusantara yang digagas ketum PBNU KH Said Aqil sejak th 2015. Penolakan tidak hanya datang dari luar NU, ormas2 Islam dan umat Islam Indonesia secara meluas akan tetapi penolakan juga datang dari ulama, tokoh NU dan umat NU sendiri yg menolak konsep Islam Nusantara tersebut.
Redaksi secara khusus melalui telpon telah meminta tanggapan Dewan Pakar ICMI Pusat Anton Tabah Digdoyo sebagai berikut:
“Ya saya telah membaca di berbagai media baik media massa maupun dari media sosial. Penolakan umat terhadap konsep Islam Nusantara makin terbuka dan meluas karena realita di umat dan masyarakat tidak terdapat maslahat. Dalam konsep Islam Nusantara tersebut, justru malah merusak kerukunan yang sudah dibangun selama berpuluh, bahkan berabad tahun yang lalu di bumi Nusantara ini. Hal ini juga diakui oleh tokoh NU sendiri, bahwa konsep Islam Nusantara sudah cacat sejak lahir. Ketika diusung dalam muktamar PBNU di Jombang dengan tema “Islam Nusantara Untuk Perdamaian Dunia,” ucap Anton.
Lanjut Anton, “Apa yang terjadi di muktamar PBNU tersebut merupakan muktamar terburuk sepanjang sejarah berdirinya NU yang usianya sudah hampir 100 tahun ini. Muktamar NU tersebut kisruh dan rusuh saling caci, bahkan saling hantam sampai banyak Ulama dan tokoh NU yang menangis tersedu sedu menyaksikan hal yang sangat memalukan dan memilukan tersebut. Seakan sudah menjadi tanda buruk kalau ide Islam Nusantara tersebut tidak baik dan tidak Barokah. Bagaimana mau mendamaikan dunia di NU sendiri kisruh dan rusuh? Tokoh-tokoh tersebut semakin malu ketika membaca Head Line media-media dengan judul “Muktamar NU Rusuh, Muktamar Muhammadiyah Teduh” karena ketika itu bersamaan muktamarnya Muhammadiyah di Makasar, dan NU di Jombang,”
“Umat islam semakin keras menolak ketika viral di media pernyataan bahwa Islam Nusantara adalah Islam sejati. Lebih hebat dari Islam Arab dan tokoh2nya, tersirat menabur kebencian terhadap apapun yang bernuansa Arab. Bahkan menuduh Islam masuk ke Indonesia itu dengan cara menjajah. Tentu hal ini sangat menyakitkan umat karena sangat mengingkari fakta dan bukti2 sejarah,”
“Oleh sebab itu MUI sebagai tenda besar umat Islam harus taat azas berorganisasi. Tidak boleh mengklaim dan mengakui ide Islam Nusantara yang sangat Kontroversial tersebut sebagai bagian dari MUI. Untuk memutuskan yang menyangkut keumatan harus dengan Munas. Dan harus disetujui oleh sekitar 70 ormas Islam Indonesia yg tergabung di MUI
Ingat, Tupoksi MUI adalah sebagai penyelamat akidah umat Islam dari penyimpangan dan faham faham sesat. Bukan malah membuat hal-hal baru yang menimbulkan perpecahan antar umat beragama. “Tegas Anton Tabah Digdoyo mantan Jendral Polri tersebut mengakhiri pembicaraan via telpon. (MIL)