Sewu Dino, Sebuah Resensi Novel Horor Aqila Restu A

Sewu Dino, Sebuah Resensi Novel Horor Aqila Restu A
Sewu Dino, Sebuah Resensi Novel Horor Aqila Restu A

Sewu Dino, Sebuah Resensi Novel Horor. Ditulis oleh: Aqila Restu A, Siswi SMA Negeri 1 Kota Cirebon Jawa Barat

Judul Buku : Sewu Dino

Jenis Buku : Fiksi Horor

Pengarang : Simpleman

Penerbit : Bukune Kreatif Cipta

Tahun Terbit : Cetakan pertama, Desember 2019

Tebal Buku : 221 halaman

Simpleman (Bukan nama sebenarnya) merupakan penulis novel horor yang beberapa dari karyanya telah diangkat menjadi film layar lebar. Berawal dari thread-thread cerita horor diakun twitter pribadi, kini beberapa thread yang ditulisnya telah diangkat dalam versi novel. Salah satunya yakni, Sewu Dino yang dalam bahasa Indonesia berarti “Seribu Hari”.

Buku ini bercerita mengenai Sri, seorang wanita muda yang dilanda peliknya ekonomi. Demi menafkahi sang ayah, Sri memutuskan mencari pekerjaan sebagai pembantu rumah tangga. Sri pun diterima bekerja di salah satu pemilik rumah makan terkenal di Jawa Timur, yakni Mbah Karsa. Ia merupakan kepala keluarga Atmojo.

Bukannya bekerja di rumah makan atau kediaman Mbah Karsa, Sri dan dua ART lain justru dibawa menuju ke tengah hutan.

Ketiganya ditugaskan untuk merawat Dela, cucu dari Mbah Karsa. Berdasarkan keterangan pengantar, saat ini Dela terserang santet sehingga harus dibaringkan di keranda mayat.

Pada akhirnya, tugas ini hanyalah awal dari serangkaian teror dan kejadian mengerikan yang akan menimpa Sri dan dua rekannya. Novel horor Sewu Dino ini memiliki alur yang maju dan cukup mendebarkan di tiap bagian. Keseraman semakin bertambah seiring beberapa dialog antar tokoh yang menggunakan bahasa Jawa, membuat unsur budaya mistis Jawa terasa cukup kental pada novel ini.

Penulis juga memaparkan beberapa adegan mengerikan yang dikemas dalam rangkaian paragraf cerita. Tak heran, beberapa bagian cerita ini memaparkan secara detail adegan sadis dan berdarah-darah. Hal ini memberikan pengalaman membaca yang mengerikan sekaligus menghibur. Ditambah dengan penggambaran ritual yang cukup detail pada novel ini.

Kekurangan novel ini tidak mencamtumkan daftar isi, sehingga menyulitkan pembaca untuk menemukan bagian atau halaman tertentu. Dan pastinya, buku ini sangat tidak disarankan untuk dibaca oleh anak-anak, mengingat banyaknya penggambaran sadis dalam buku ini. Oleh karena itu, buku ini disarankan untuk dibaca jika anda menyukai novel dengan tema horor tradisional atau memang anda penyuka novel dengan tema horror.

Loading...