Mantan Peneliti Prediksi Minyak Goreng Curah Bakal Kembali Langka

Mantan Peneliti Prediksi Minyak Goreng Curah Bakal Kembali Langka
Ilustrasi artikel berjudul Mantan Peneliti Prediksi Minyak Goreng Curah Bakal Kembali Langka

HARIANNKRI.IDKebijakan terbaru yang dibuat pemerintah justru berpotensi membuat minyak goreng curah akan kembali langka meski harga eceran tertinggi (HET) sudah naik menjadi 14 ribu per liter. Melepas harga minyak goreng kemasan kepada mekanisme pasar akan menjadi salah satu penyebab kelangkaan tersebut.

Prediksi ini disampaikan mantan peneliti di Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Mulyanto di Jakarta, Jumat (18/3/2022). Ia mendesak Pemerintah merancang kebijakan terbaru minyak goreng curah bersubsidi dengan HET 14 ribu secara benar. Kebijakan tersebut harus benar-benar dapat dilaksanakan dengan seksama.

“Baik terkait dengan skema subsidi maupun sistem pengawasannya,” kata Mulyanto.

Doktor nuklir lulusan Tokyo Institute of Technology, Jepang tahun 1995 ini mengingatkan, sistem penjualan migir curah dilakukan secara terbuka. Artinya, siapapun berhak untuk membeli dimana saja dan berapapun banyaknya.

“Maka peluang bagi penyimpangan migor curah bersubsidi ini tetap ada,” imbuhnya.

Ia menuturkan, dengan sistem penjualan terbuka tersebut, maka paling tidak ada tiga peluang terjadi penyimpangan.

Pertama, beralihnya penggunaan migor curah bersubsidi dari rumah tangga ke industri baik makanan, minuman maupun perhotelan. Minyak goreng bersubsidi ini sangat mungkin disimpangkan untuk disaring ulang dan dikemas menjadi minyak goreng kemasan. Kemungkinan lain adalah beralihnya konsumen migor premium kepada migor curah bersubsidi.

“Kalau penyimpangan ini terjadi maka minyak goreng curah bersubsidi akan kembali langka,” yegas Mulyanto.

Ia menambahkan, berdasarkan data Kemenperin, kebutuhan minyak goreng sawit nasional pada 2021 sebesar 5,07 juta ton. Jumlah tersebut terdiri dari kebutuhan curah industri sebesar 32 persen, migor curah rumah tangga sebesar 42 persen dan migor kemasan sebanyak 26 persen.

“Artinya, kebutuhan untuk migor curah rumah tangga ini adalah yang terbesar dibandingkan dengan migor curah industri atau migor kemasan. Pemerintah harus membangun sistem pengawasan yang andal, agar migor curah rumah tangga ini tidak lari menjadi migor industri atau migor kemasan,” tutup Mulyanto. (OSY)

Loading...