Operasi Bunga SSW Untuk Rektor Terpilih UKSW

Operasi Bunga SSW Untuk Rektor Terpilih UKSW
Ilustrasi artikel berjudul "Operasi Bunga SSW Untuk Rektor Terpilih UKSW"

HARIANNKRI.ID – Beredar di media sosial civitas akademika Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga Jawa Tengah sejenis buletin pdf dengan judul “Operasi Bunga”. Buletin yang beredar di sejumlah media sosial tersebut diterbitkan oleh Svara Satya Wacana (SSW) yang mengklaim sebagai jejaring alumni universitas tersebut.

Saat dihubungi hariannkri.id, SSW membenarkan buletin tersebut adalah hasil karya mereka. Buletin tersebut diterbitkan di Malang tanggal 20 November 2022. Sub headline dari buletin tersebut adalah “Rektor Terpilih UKSW “Digrebeg” Tidur Bersama Laki-Laki yang Bukan Suaminya di Kamar Hotel”. Dijelaskan, SSW adalah jejaring alumni-pecinta UKSW yang merindukan UKSW kembali takut akan Tuhan dan menjunjung tinggi moral, etika dan karakter Kristen.

“Jejaring SSW sejauh ini tidak melibatkan mahasiswa,” kata juru bicara SSW melalui pesan WA, Senin (28/11/2022).

SSW menambahkan, alasan pihaknya membuat buletin adalah bentuk kekecewaan terhadap pembina Yayasan Pendidikan Tinggi Yayasan Perguruan Tinggi Kristen Satya Wacana (YPTKSW). Mereka disebut SSW telah gagal menjalankan fungsinya, khususnya terkait terpilihnya IU sebagai rektor terpilih UKSW 2022-2027.

“Pembina yang hampir semuanya pendeta tidak menganggap moralitas, etika, dan karakter Kristen. Perilaku IU sangat memalukan,” tegasnya.

SSW: Kesalahan Sejarah UKSW

Dituturkan SSW dalam buletin pdf, IU memenangi pemilihan rektor yang diselenggarakan pada 30 Juli 2022 dengan selisih perolehan suara yang signifikan. IU memperoleh 13 suara, sedangkan 2 calon lainnya memperoleh 3 dan 2 suara.

SSW berharap, dengan terpilihnya sebagai rektor universitas Kristen, IU dapat merubah kehidupan pribadinya. Diyakini SSW, IU mempunyai kecenderungan melakukan hubungan seks dengan berbagai pria di luar pernikahan.

“Bukan hanya dua kali kawin cerai secara legal. Tetapi entah sudah berapa banyak laki-laki yang sudah tidur dengan IU di luar ikatan sakramen pernikahan,” tulis SSW.

Pada Minggu malam 19 Juni 2022, para Pembina melakukan “percakapan pastoral” melalui media daring Zoom masing- masing selama 1 jam untuk setiap calon rektor. Ada tujuh Pendeta dari perwakilan GKE, GKI, GKJ, GKMI, GKP, GKT, dan GPIB yang melakukan percakapan pastoral.

“Hebat sekali, hanya dalam waktu satu jam ngobrol di Zoom, ketujuh Pendeta Pembina tersebut mengambil kesimpulan: IU wanita Kristen yang baik-baik saja dan tidak ada masalah untuk ikut pilrek. Demikian juga bagi kedua carek lainnya,” ungkap SSW.

Ditulis pula, entah bagaimana strategi dan proses yang terjadi dalam pemilihan rektor, ke-13 Pembina yang semuanya adalah Pendeta Kristen tidak melihat bahwa moralitas adalah sesuatu yang penting. Hanya Ketua Pembina satu-satunya yang bukan berstatus Pendeta. Namun diyakini, yang bersangkutan adalah orang yang kompeten.

“Seorang guru besar, mantan rektor, dan mantan Dirjen Bimas Kristen. Juga memberikan suaranya bagi IU, mewakili GPM,” jelas SSW.

Jejaring alumni UKWS ini menilai, Ketua Pembina dibantu Sekretaris Pembina adalah yang paling agresif memaksakan agar IU masuk dalam daftar calon rektor. Padahal, IU disebut SSW tidak masuk nominasi di tingkat senat universitas.

“Secara simsalabim bisa masuk lagi menjadi calon rektor. Kita semua terpana tidak percaya, apakah para Pendeta itu sudah buta tuli?” sebutnya.

Sementara itu, lanjutnya, IU membela diri dengan narasi yang sama berulang-ulang: Saya dituduh, saya difitnah. Para Pendeta rupanya terbuai dengan kemampuan retorika IU yang memukau. Sehingga mereka percaya bahwa IU adalah korban black campaign, sehingga mereka malah menjadi semakin bersimpati terhadap IU.

“Demikian pula, Pengurus dan sebagian Pengawas Yayasan juga memainkan peran melobby Pembina demi IU,” imbuh SSW.

Investigasi Awal SSW Terhadap Rektor Terpilih UKSW 2022-2027

SSW mengaku, selama ini jejaringnya memantau, mencatat, dan menyimpan bukti foto, video, dari semua gerak-gerik IU, khususnya sejak terpilih sebagai rektor. SSW mengaku kecewa karena rektor terpilih tidak menunjukkan perubahan perilaku yang bisa diteladani sebagai wanita Kristen. Apalagi sebagai rektor wanita pertama perguruan tinggi Kristen UKSW.

“Kelakuannya bahkan semakin parah dan berani. Mungkin IU berpikir, Tuhan memberkati dan merestui aku, buktinya aku bisa jadi rektor. Jadi apa yang salah dengan hidupku?” sindir SSW.

Lanjutnya, sejak anak kedua (dari suami kedua) pindah kuliah ke Bandung dan kost di sana, IU juga “pindah” dari rumahnya di KM Salatiga ke rumah yang ditempati (tetapi bukan milik) OS di Jalan BS Salatiga. Sejak itu jarang sekali IU tidur di rumahnya sendiri di KM. SSW mengaku memiliki catatan harian kapan IU tidur di tempat OS. Kapan di rumahnya sendiri, kapan mereka menginap di hotel di Bandung sebanyak dua kali, di Brebes, di NTT, dan seterusnya.

“Sewaktu mereka menginap di Bandung dan Brebes, SSW sudah mempertimbangkan untuk menggelar operasi. Tetapi akhirnya memutuskan untuk membiarkan dulu,” tuturnya.

IU dan OS

Beberapa bulan sebelum pilihan rektor, IU disebut-sebut sering mengadakan rapat-rapat dengan tim suksesnya di lantai 1 di rumah yang ditempati OS. Rapat-rapat ini semakin sering dan intens sejak IU terpilih sebagai rektor. SSW merasa heran, kok IU tidak sungkan mengundang dosen-dosen UKSW rapat di tempat OS. Para dosen UKSW yang diundang IU untuk ikut rapat-rapat di rumah yang ditempati OS tentu berpikir dan bertanya.

“Ini rumah siapa? Rumah Ibu Rektor kah? Atau rumah siapa? Mungkin saja mereka sungkan atau tidak berani bertanya hal sensitif ini. Apalagi nasib mereka ada di tangan Ibu Rektor. Jadi mungkin mereka pura-pura tidak tahu saja. Supaya aman, demi periuk nasi,” sebut SSW.

Dijelaskan SSW, OS biasanya memperkenalkan IU sebagai “istri saya”, tetapi kadang-kadang juga menyebut “partner saya”. Namun dalam acara-acara resmi biasanya IU tidak atau belum mengajak OS untuk tampil bersama di publik. Kecuali misalnya dalam kegiatan komunitas ekonomi kreatif Salatiga, di mana mereka dijuluki “mami papi” oleh kawan-kawan komunitas.

“Sesungguhnya, SSW tidak perduli bagaimana Intiyas menjalani hidupnya. Terserah dia, hidupnya dia. Dia sendiri yang bertanggungjawab di depan Tuhan. Tetapi SSW tidak rela jika UKSW dipimpin oleh seorang penzinah yang tidak kunjung bertobat bahkan semakin nekad. Kami tidak rela! Misi SSW adalah untuk menyelamatkan UKSW bukan untuk menyerang individu tertentu,” tegas SSW.

Operasi Bunga

Ditulis SSW, pada 18 November 2022 jejaringnya melaporkan bahwa seperti malam-malam sebelumnya, IU menginap bersama OS di BS. Sabtu pagi sekitar pukul 4:30 WIB, IU dan OS keluar mengendarai Mercedez 2007 hitam menuju rumah IU. Hanya beberapa menit kemudian, mereka kembali ke BS, berganti mobil Camry 2015 hitam lalu melaju ke arah Surabaya.

Sekitar jam 9 pagi, SSW menerima laporan lagi bahwa mereka rencana kembali ke Salatiga hari Minggu sore atau malam. Jadi menurut SSW, diduga mereka akan menginap di suatu hotel di Surabaya. SSW segera menyiapkan jejaring untuk memantau pergerakan mereka dari waktu ke waktu untuk bersiap berangkat ke Surabaya. Menjelang tengah hari, IU dan OS terpantau sudah berada di Malang.

Jejaring SSW terus memantau dan melaporkan pergerakan mereka di Malang. Malam hari menjelang pukul 20:00, Intiyas dan Otong diketahui ternyata check-in di hotel SB di Jalan Veteran, Malang. Laporan di lapangan mengkonfirmasi bahwa mereka menginap di kamar 503, booking atas nama Intiyas Utami. Di kamar ini hanya ada satu tempat tidur ukuran queen.

“Minggu pukul 2 dini hari, SSW mengirimkan pesan WhatsApp kepada semua Pembina. Bahwa Rektor UKSW pilihan dan kebanggaan 13 Pembina sedang menginap tidur bersama OS di suatu kamar hotel di Malang,” kata SSW.

Pada awalnya SSW mengaku berencana untuk menggrebeg IU dan OS ketika mereka sedang tidur lelap di kamar hotel sekitar jam 4 pagi. Berkoordinasi dengan Polsek, rekan-rekan Babin dan Reskrim setempat sudah siap mendukung operasi pekat (penyakit masyarakat) di kamar 503.

“Tetapi kemudian dipertimbangkan lagi bahwa opsi ini terlalu kasar dan bisa menjadi bumerang bagi institusi UKSW. Akhirnya SSW memutuskan untuk memilih opsi yang lebih lunak. Misinya diubah menjadi pembuktian atau verifikasi bahwa memang IU dan OS benar tidur bersama di kamar 503 Hotel SB Malang,” tulis SSW.

Pada dinihari itu Komite SSW menyetujui Operasi Bunga untuk dieksekusi pagi hari antara pukul 06:30 sampai dengan 08:00 WIB. Rangkaian bunga segera dipesan dari toko bunga 24 jam di Malang. Jam 7 pagi karangan bunga cantik sudah siap diantar dan ditujukan kepada IU, Hotel SB, Malang, Room 503. Pengirim: UKSW.

Kronologis Operasi Bunga Untuk Rektor Terpilih UKSW 2022-2027 Menurut SSW

Karangan bunga diantar oleh seorang pengemudi Grab dengan inisial AS (umur 46, identitas lengkap ada di SSW) dan nama panggilan Agus, dengan pesan untuk disampaikan langsung di pintu kamar 503, jangan ditinggalkan di resepsionis. SSW menghubungi seorang petugas resepsionis bernama Riska untuk mengantarkan Agus ke kamar 503.

“Pasca operasi, SSW mewancarai FM dan Agus, apa yang terjadi,” imbuhnya.

Dipaparkan, ketika Agus tiba di lobby hotel, petugas front-man (FM) menanyakan mau antar bunga untuk siapa? Karena Agus bisa menjawab dengan jelas bahwa bunga tersebut untuk IU di kamar 503, maka FM mengantar Agus naik elevator bersama ke lantai 5.

Di depan kamar 503, FM mengetuk pintu, tetapi lama baru dijawab oleh suara laki-laki dari dalam. Siapa? Mau antar paket, Pak. Paket apa? Tidak dijawab oleh FM, karena menurut Agus itu bunga surprise. Diketok lagi, sampai sekitar 10 menit tidak dibukakan pintu juga. FM lalu menghubungi front-desk untuk menelpon kamar 503.

Telpon diangkat oleh suara laki-laki yang mengatakan tidak mau menerima paket. Akhirnya, Agus dan FM meninggalkan kamar 503 dan menuju elevator. Tetapi tiba-tiba OS keluar kamar dan mengejar Agus dan sambil marah bertanya siapa yang suruh kamu? Saya hanya driver Grab, Pak, antar bunga dari florist. FM menengahi: Pak, dia driver Grab, tugasnya mengantar bunga ini. Coba dilihat di aplikasi, siapa yang order. Lalu OS sempat mengambil foto aplikasi di handphone Agus.

Sesudah Agus beranjak dari hotel untuk mengembalikan bunga ke florist, OS mendatangi FM di lobby hotel. Tanpa ditanya apapun oleh FM, OS langsung berusaha menjelaskan bahwa dia sendirian saja di kamar.

“Dari kemarin saya sendirian di kamar. Saya menolak kiriman bunga itu karena takut itu jebakan dari homo. FM senyum-senyum saja karena dia tahu bahwa booking kamar atas nama IU dan bunga ditujukan kepada IU, bukan kepada laki-laki “suaminya,”kata OS menurut tulisan SSW.

Tidak lama kemudian IU dan OS check- out.

Kesaksian FM, IU dan OS check out terpisah. OS keluar terlebih dahulu dan menunggu di parkiran. Sedangkan IU menyusul sekitar 10 menit kemudian.

“Mission accomplished! SSW melalui Operasi Bunga sudah berhasil membuktikan bahwa pasangan kumpul kebo IU dan OS benar menginap, tidur bersama di kamar 503 Hotel SB Malang, 19-20 November 2022. Rekaman video peristiwa di hotel Malang, mulai sejak check-in, eksekusi Operasi Bunga, sampai check-out disimpan oleh SSW sebagai alat bukti,” aku SSW.

SSW Klaim Miliki Data Lain Terkait Perilaku IU

Pada buletin tersebut, SSW mengaku telah mengumpulkan dan merekam kesaksian dari berbagai pihak. Salah satunya kesaksian dari seorang Dekan UKSW 2017-2022. Pada tahun 2019 ia tidak sengaja bertemu IU dan HDP di Hotel S di Kupang. Pada saat itu HDP diklaim SSW beristri dengan dua anak. IU dan HDP menginap satu kamar, sedangkan Dekan tersebut menginap di hotel yang sama.

Ketika Dekan ini sedang berlibur bersama keluarganya menginap di suatu hotel di Yogya, lagi-lagi ia mendapati IU dan HDP juga menginap di hotel yang sama.

“Mereka saling bertegur sapa. Pak Dekan waktu itu berpikir positif, Ibu IU bersama suaminya, pikirnya,” tegas SSW.

Dituliskan pula, seorang mantan mahasiswa IU juga memberikan kesaksian ketika IU menyelenggarakan suatu pelatihan di Bandung. Saat itu IU dan H menginap sekamar. Para peserta pelatihan, aku SSW, berbisik dan bertanya kepada mahasiswa tersebut. Apakah IU dan HDP suami isteri? Kok mereka sekamar?

“Catatan dan rekaman SSW masih panjang. SSW sudah menghubungi beberapa laki-laki lain yang pernah berhubungan intim dengan IU. Jika ini tidak cukup untuk membuka mata ke-13 Pembina, para Pengurus dan Pengawas pendukung IU, SSW tidak akan berhenti berjuang demi martabat dan kehormatan UKSW,” tutup SSW.

Tanggapan Atas Operasi Bunga SSW Untuk Rektor Terpilih UKSW

Praktisi hukum yang juga salah satu pengajar di UKSW Marthen H Toelle menuturkan, dirinya sudah membaca buletin pdf tersebut. Ia mengaku mendapatkannya dari beberapa WA Group internal.

“Dari beberapa WAG UKSW ada. Saya sudah membaca isinya,” kata Marthen saat dihubungi hariannkri.id, Minggu (4/12/2022).

Sebagai bagian dari civitas akademika, ia mengaku bisa memahami kemunculan buletin tersebut. Menurutnya, pesan yang ingin disampaikan SSW pada buletin tersebut memang mencerminkan kenyataan yang ada.

“Ya kalau diakui jujur, situasi itulah yang saat ini terjadi di UKSW. Sangat disesalkan, ada perpecahan antar civitas akademika pasca pemilihan rektor,” katanya.

Ia berharap, kalangan internal tidak meributkan legalitas atau pun siapa saja yang ada di SSW, karena justru memperkeruh suasana. Yang dibutuhkan adalah mensikapi kemunculan buletin pdf tersebut.

“Kalau meributkan apa dan siapa, tidak akan ada habisnya. Menurut saya, yang paling baik adalah pihak-pihak yang disebutkan di tulisan tersebut segera mengklarifikasi. Mereka harus berani bicara di publik. Itu lebih bermanfaat, lebih solutif,” ujar Marthen.

Tanggapan YPTKSW

Sementara itu, Sekretaris Pembina YPTKSW, SA mengatakan, kemunculan buletin pdf tersebut saat pemilihan rektor adalah hal yang biasa dan dihadapi bersama oleh pembina. Yang penting adalah pemilihan rektor sudah berlangsung, bahkan pelantikannya.

“Semua hal yang berjalan dalam pilihan rektor dan pelantikan serta hal-hal yang menyertai termasuk isu isu yang ada, telah dihadapi bersama oleh Pembina,” tuturnya kepada hariannkri.id, Sabtu (3/12/2022).

Ia mengklaim, segala proses terkait pemilihan rektor UKSW sudah dilaksanakan sesuai prosedur yang ada.

“Semua proses sudah dijalani sesuai prosedur dan komunikasi Pembina (bukan pribadi) dengan pihak-pihak yang jelas keberadaannya dan terkait dengan proses pilrek ini,” pungkas SA.

Hariannkri.id juga sudah mencoba mengklarifikasi ke IU. Namun hingga berita ini ditayangkan, yang bersangkutan belum memberi keterangan apapun. (OSY)

Loading...