HMI Cabang Namlea Minta DPRD Buru Panggil Kontraktor GOR

HMI Cabang Namlea Minta DPRD Buru Panggil Kontraktor GOR
Aksi HMI cabang Namlea di depang gedung DPRD Buru, Selasa (25/8/2020)

HARIANNKRI.ID – Sejumlah massa aksi HMI Cabang Namlea provinsi Maluku mempertanyakan pembangunan Gedung Olahraga (GOR) kabupaten Buru yang hingga saat ini belum selesai. Mereka meminta DPRD Kabupaten Buru memanggil kontraktor pembangun GOR tersebut.

Dalam aksi yang digelar di depan Gedung DPRD Buru, massa aksi mempertanyakan bangunan dengan anggaran 13 miliar tersebut. Orator aksi mempertanyakan kinerja Kohai selaku kontraktor pembangunan GOR tersebut.

“Meminta DPRD Buru mengevaluasi Kohai sebagai kontraktor bangunan GOR. Untuk menjelaskan pekerjaan sesuai dengan RAB. Jika  pangilan DPRD tidak dihiraukan, maka perlu dipanggil paksa kontraktor tersebut. Karena anggaran sebesar 13 M sudah 100 persen dicairkan tapi pekerjaan belum selesai. Malah minta pertambahan angaran 6 M lagi. Tidak mungkin 1 kegiatan ada 2 anggaran,” tutur Ata van Pelu, Selasa (25/8/2020).

Ia pun menilai permintaan Kohai adalah hal yang tidak masuk akal. Karenanya, pihaknya menuntut DPRD Buru untuk tegas menindaklanjuti masalah tersebut.

Senada, orator HMI cabang Namlea Jul Batpoti mengingatkan, pembangunan GOR telah diatur Kemempora dengan jelas dalam pasal 12. Menurutnya, seharusnya saat ini pembangunan GOR tersebut sudah bisa dinikmati masyarakat Buru.

“Pertanyaanya, apa yang harus dibangakan dari bangunan tersebut. Di mamuju terdapat babgunan yang sama dan di selesaikan dengan angaran 13 M. Namun kenapa yang berada di kabupaten Buru kok belum selesai, sesuai angaran yang telah dihabiskan,´kata Jul Batpoti.

Ia mengingatkan, ada dua daerah yang pembangunan GORnya belum diselesaikan. Diantaranya, Bangka Belitung dan kabupaten Buru. Saat ini, di Bangka Belitung sudah dipanggil alih oleh DPRD untuk di mintai keteranganya

Ia pun mengapresiasi keputusan DPRD Bangka Belitung. Hal ini perlu di apresiasi, karena memiliki hak dan kemampuan dianggapnya yang luar biasa.

“Berbeda dengan DPRD kabupaten Buru. Dalam artian ini tidak samaskali tertarik untuk memangil kontraktor tersebut. Ada apa di balik hal ini? Apakah mungkin penguasa di belakang yang membuat kalian takut? Ingat, berdiri sama rata. Maka sama halnya, kalaupun mati karena rakyat, tidak masalah,” tegas Jul Batpoti. (ARB)

Loading...